Jalanan di Kota Banjarmasin Kembali Tergenang

Sumber:Kompas - 14 Februari 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Banjarmasin, Kompas - Walaupun Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, memiliki julukan Kota Seribu Sungai, namun baru diguyur hujan beberapa menit saja sudah membuat beberapa ruas jalan utama tergenang air. Kondisi itu terjadi akibat makin memburuknya fungsi sungai sebagai buangan air kota di samping buruknya sistem drainase kota.

Pada Minggu (13/2) kemarin, pasar-pasar kumuh, seperti Pasar Sudimampir, di jantung Kota Banjarmasin juga terlihat tergenang air. Ketinggian genangan di beberapa titik mencapai lebih dari setengah meter sehingga mengakibatkan beberapa toko tutup. Lorong-lorong jalan di dalam pasar juga sudah tergenang.

Di berbagai ruas jalan yang tergenang air terjadi kemacetan akibat banyak kendaraan yang menghindari genangan air. Beberapa kendaraan terlihat mogok karena air masuk ke mesin kendaraan mereka.

"Susah sekali, sedikit hujan saja kota ini sudah banjir. Tiap kali hujan selalu begitu, tetapi tidak pernah ada perbaikan gorong-gorong," ujar Ilham (24), seorang pengendara sepeda motor di Jalan P Samudra.

Drainase buruk

Tergenangnya beberapa ruas jalan di Banjarmasin diduga akibat buruknya drainase kota yang makin tua. "Walaupun banyak sungai di Banjarmasin, tapi saat ketinggian muka air sudah sama dengan drainase, akibatnya drainase tidak bisa membuang air," ungkap Rudi (30), warga di Jalan S Parman.

Di beberapa ruas jalan drainase yang terhubung ke sungai terlihat sudah tidak bisa membuang air karena kondisi drainase yang buruk atau karena drainase lebih dulu terisi air sungai.

Ruas jalan di depan rumah dinas gubernur juga tak luput dari genangan air, akibat sungai kecil di sampingnya sudah terisi luapan air dari Sungai Martapura. Kondisi serupa juga terlihat di beberapa titik.

Koordinator Divisi Penelitian dan Pengembangan Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Hasanudin menyatakan, Kota Banjarmasin yang rawan tergenang ini terjadi karena tidak jelasnya orientasi pembangunan kota.

"Tata ruang kota yang tidak jelas adalah kunci kesemrawutan ini yang memperparah dampak buruknya sistem drainase," katanya. (amr)

Post Date : 14 Februari 2005