Jalinsum Masih Terendam Banjir

Sumber:Koran Sindo - 13 November 2012
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
KOTAPINANG – Banjir merendam Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Kotapinang-Gunung Tua, setinggi setengah meter hingga menyulitkan kendaraan yang melintas, Senin (12/11) dini hari. Banjir ini terjadi karena air Sungai Mahuam di Desa Mampang, Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) meluap.Banjir juga masih mengancam permukiman di daerah pemekaran Kabupaten Labuhanbatu itu. 
 
Jalan menuju Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labusel, tepatnya di Dusun Normarak Desa Mampang juga terkena imbas dari banjir Sungai Mahuam. Ratusan siswa/ siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 114592 Desa Mampang,Kecamatan Kotapinang, terpaksa libur karena tak satu pun muridnya datang. Warga setempat B Siregar,42 mengatakan,pada Minggu (11/ 11) malam, dia sempat melihat ketinggian luapan air Sungai Mahuam di badan Jalinsum setinggi hampir 1 meter.
 
Akibatnya, pengendara sempat khawatir melewatinya. “Untungnya cepat surut,kalau tidak bakalan macet jalan raya ini. Saya sendiri sudah ketakutan, karena ketinggian air itu sampai pada daun kelapa sawit itu,”ujarnya. Luapan air Sungai Mahuam merendam sekitar 33 rumah warga Desa Mampang. 
 
Sebagian warga pun mengungsi ke rumah kerabatnya yang aman dari banjir. Guru SDN 114592 Rospita, 49, mengatakan, mereka tidak memberi instruksi libur kepada muridnya atas musibah banjir ini. “Murid kami dari kelas 1 sampai kelas 6 ada 140 orang. Guru sempat datang, tapi satu orang pun tak ada yang datang karena banjir di jalan kemarin,” ujarnya. 
 
Dia mengatakan, banjir yang menggenangi permukiman warga terjadi sejak Minggu (11/11) malam,dan pada Senin (12/11) pagi, luapan air anak Sungai Mahuam dan Sungai Lobu langsung menggenangi permukiman warga.“Saya pun terpaksa mengungsi tadi (kemarin) ke sekolah. Barang-barang kami masih diletakkan di ruangan sekolah,”tuturnya. 
 
Rospita mengaku warga yang mengungsi telah memperoleh bantuan dari pihak kecamatan berupa beras,minyak makan,gula dan teh celup. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Labusel Darwin mengatakan, akibat banjir merendam sekolah di Desa Mampang membuat aktivitas belajar mengajar dihentikan.“Kalau masjid dan musala tidak ada lagi digenangi banjir.Kalau yang lain belum ada masuk laporannya. Jadi dilokasi banjir kami telah membuat posko dilengkapi para medis,”tandasnya. 
 
Jalur Transportasi di Parmonangan Lumpuh Total 
 
Askes jalur transportasi untuk kawasan pedesaan di Dusun Lumbantobing Desa Manalu Dolok Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) lumpuh total,kemarin, setelah tebing di sisi jalan longsor dan menutup seluruh badan jalan.Jalur ini setiap hari digunakan sebagai akses transportasi untuk menghubungkan masyarakat desa dengan ibu kota kecamatan. 
 
Akibatnya, aktivitas warga di pedesaan terganggu karena hingga sore hari jalur tersebut masih sulit untuk dilintasi. Bahkan,untuk kendaraan roda dua sekali pun sangat sulit untuk melintas. “Tadinya saya mau kerja ke Dolok Sanggul, cuma jalan sudah tidak dapat dilalui. Selain itu, hujan yang cukup deras sangat membahayakan untuk melintasi longsoran ini.Karena itu saya memilih untuk tidak bekerja,” kata Parasian Hasibuan, 29,kepada SINDO. 
 
Selain di dusun tersebut,beberapa titik longsor juga menghabat jalur pedesaan di Parmonangan. Pemkab Taput diharapkan segera melakukan perbaikan agar akses tersebut dapat digunakan.“Karena semua aktivitas kami di pedesaan akan terhenti jika jalur ini tidak diperbaiki,” ujar Martolian Manalu,31. Bahkan,menurut Martolian ada sekitar empat titik longsor yang menganggu jalur transportasi mereka.
 
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Taput Anggiat Rajagukguk mengaku sudah menurunkan sejumlah alat berat untuk membersihkan timbunan tanah longsor di sejumlah titik di Parmonangan. Sementara itu,Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Raja Bonaran Situmeang mengaku pemkab tidak memiliki peralatan penanggulangan bencana yang memadai sehingga harus meminjam peralatan dari pengusaha. 
 
“Alat berat yang dipinjamkan pengusaha di-stand by-kan di daerah rawan bencana. Dalam kerja sama yang kami lakukan, kami bayar upah kerja dan BBM untuk kerja alat berat tersebut. Sementara untuk jalan nasional Sibolga-Tarutung, kami harapkan peran serta kontraktor yang kebetulan sedang melakukan kegiatan disana,” katanya di Pandan,kemarin. 
 
Humas Pos Badan SAR Nasional (Basarnas) Sibolga M Rio Faisal Simorangkir mengakui penanganan bencana di daerah ini masih terkendala peralatan dan akses menuju lokasi. Tapteng merupakan daerah rawan bencana, untuk bencana longsor ada di tiga titik wilayah terparah, yakni Kecamatan Sitahuis, Tapian Nauli dan Lumut. “Di ketiga daerah ini,kita lebih ekstra dan intensif dibanding beberapa wilayah lainnya,”pungkasnya. 
 
Sementara itu, setelah dilanda banjir sejak (4/11) lalu, akhirnya genangan air yang sempat meluas di 11 dusun di Kecamatan Sei Rampah,Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) mulai surut. BPBD melaporkan, meski genangan air tampak di sejumlah titik,namun sebagian besar wilayah Kecamatan Sei Rampah mulai berangsur-angsur surut. 
 
Hingga kemarin, genangan air hanya tampak di kawasan Desa Pematang Ganjang. Namun begitu, beberapa tenda posko yang didirikan dalam upaya penangganan tanggap bencana mulai dikemas kembali. ”Dari sebelumnya siaga, status sekarang hanya waspada,” kata Freddy Sinaga, salah seorang staf BPBD saat membongkar tenda posko di Dusun III, Desa Sei Rampah, Senin (12/11). 
 
Sebelumnya, hujan lebat serta meluapnya Sungai Rampah mengakibatkan empat kecamatan tersebut, kecuali Perbaungan tergenang banjir. Ditotal, banjir ini merendam 4.318 rumah warga dan mengambil 1 korban jiwa. sartana nasution, baringin lumban gaol, jonny simatupang, erdian wirajaya


Post Date : 13 November 2012