Jangan Sepelekan Air bagi Tubuh

Sumber:Jurnal Nasional - 16 Desember 2008
Kategori:Air Minum

Air berperan sebagai salah satu zat gizi yang berguna sebagai pelarut, pelumas, pengendali suhu, dan penyedia elektrolit.

SIAPA pun tak akan menyangkal bahwa air dibutuhkan untuk kesehatan. Namun, faktanya masih banyak orang yang belum mengerti betul pentingnya air bagi tubuh. Keberadaan air dalam tubuh harus diperhatikan. Alasannya, jika kekurangan bisa menyebabkan kematian.

Spesialis Penyakit Dalam dari Divisi Ginjal Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran-Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) Imam Effendi, SpPD, KGH menjelaskan, sebagian besar kandungan tubuh manusia terdiri atas air. "Sebanyak 55 hingga 75 persen dari berat tubuh, artinya dalam tubuh seseorang yang beratnya 70 kg terdapat air sejumlah 39 sampai 54 kg," katanya dalam jumpa pers Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Nasional bertema: Air untuk Kesehatan, Kebugaran dan Kualitas Kehidupan, beberapa waktu lalu di Jakarta. Dalam hal ini air berperan sebagai salah satu zat gizi, yang berguna sebagai pelarut, pelumas, pengendali suhu, dan penyedia elektrolit.

Menurutnya, cara umum menetapkan kebutuhan air bagi kesehatan tubuh seseorang berpegang pada standar 1 ml per 1 kkal. Artinya, bila seorang dewasa mempunyai kebutuhan energi 2.500 kkal, maka kebutuhan akan air bagi tubuh untuk hidup sehat adalah 2.500 ml atau sekitar 10 gelas.

Dalam hal ini, tubuh menjadi kekurangan air jika masukan dan pengeluaran air tidak seimbang. Pengeluaran air sendiri terjadi melalui urine, feses, keringat dan pernapasan. Di mana keringat, pendarahan berlebihan, demam, diare, serta kebakaran dapat menguras air tubuh. "Manusia hanya bisa bertahan hidup satu minggu tanpa air. Keparahan dampak buruk ini tergantung pada tingkat dehidrasi yang dialami," katanya.

Lalu bagaimana jika tubuh kekurangan air? Jika kekurangan air mencapai dua persen, maka tubuh sudah mulai menimbulkan gejala kekurangan air. Bila empat hingga enam persen, maka akan terasa sakit kepala dan pusing. Bila 12 persen air tubuh hilang, akan sulit mengunyah dan perlu bantuan medik untuk re-hidrasi. Jika terjadi kekurangan air tubuh sebanyak 15 hingga 25 persen, maka hal ini dapat berakibat fatal atau kematian.

Imam menjelaskan, ginjal dalam hal ini adalah organ tubuh yang paling penting untuk menjaga keseimbangan air. Bila tubuh kekurangan air, maka akan terjadi dehidrasi. Sebaliknya, bila tubuh memperoleh air yang berlebih maka akan terjadi sindrom kelebihan air. Pengaturan air juga melibatkan beberapa elektrolit antara lain natrium dan kalium di mana dalam dunia kedokteran sering terjadi deviasi pada elektrolit ini, dan merupakan hal patologis yang dapat menimbulkan kematian bila tidak segera diatasi. "Hampir semua penyakit seperti penyakit hati, jantung, otak serta penyakit ginjal akan selalu dikaitkan dengan keseimbangan air dan elektrolit," katanya.

Sementara penelitian yang dilakukan Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor Hardinsyah, MS beserta rekan pada tahun 2008 menyimpulkan, 51,1 persen remaja mempunyai pengetahuan yang rendah akan air minum. Hanya 21,4 persen remaja mengetahui empat kegunaan air bagi tubuh, 43,2 persen mengetahui akibat dari kekurangan air minum, serta hanya 44,2 persen yang paham akan empat tanda atau gejala kekurangan air dalam tubuh. Penelitian itu sendiri dilakukan terhadap 209 remaja dan 194 orang dewasa baik pria dan perempuan di Bandung Barat dan Jakarta Utara.

Terkait dengan gejala dehidrasi yang diteliti selama enam hari, Hardinsyah memaparkan, sebanyak 36,5 persen mengalami rasa haus, 29,1 persen lemas, 21,8 persen pusing, 9,3 persen jarang kencing, serta 5,8 persen urine sedikit. Gejala ini mereka derita lebih dari dua hingga enam kali selama enam hari penelitian.

Pola yang sama juga terjadi pada orang dewasa dengan persentase kejadian yang lebih rendah. Sejumlah 22,8 persen remaja dan 11,3 persen dewasa mengalami kesulitan jarang Buang Air Besar (BAB), yaitu kurang atau tidak sama sekali sebanyak tiga hari selama seminggu. Sedangkan 55,8 persen remaja dan 17,5 persen dewasa mengalami BAB keras dua hingga enam kali selama enam hari penelitian.

"Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian remaja dan orang dewasa yang diteliti menghadapi masalah pemenuhan kebutuhan air minum," ujarnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Ketua Umum Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia ini menghimbau perlunya upaya peningkatan kesadaran akan pentingnya air bagi kesehatan dan perilaku minum yang baik dalam konteks gizi seimbang. Nunik Triana



Post Date : 16 Desember 2008