Kajian Kualitas Perairan Sungai Ciliwung Menggunakan Fitoplankton Sebagai Bioindikator

Pengarang:Monika Wulandari
Penerbit:Jakarta, Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti, 2008, x + 110 hal.
Tahun Terbit:2008
Kata Kunci:Bioindikator, Fitoplankton, Pencemaran air, Sungai Ciliwung
Lokasi:Perpustakaan FALTL Universitas Trisakti, Telp. 021-5663232 (ext.771)
Kategori:Karya Ilmiah
Referensi:http://www.trisakti.ac.id/faltl/

Sungai Ciliwung berawal dari Gunung Telaga  Mandalawangi hingga bermuara di Teluk Jakarta. Di sepanjang aliran sungai terdapat berbagai aktivitas penduduk yang meliputi pertanian, permukiman, industri, perdagangan, intake PAM Pejompongan. Bila tidak dilakukan pengelolaan dengan baik maka akan menyebabkan penurunan kualitas airnya, mengingat pentingnya keberadan Sungai Ciliwung, maka dilakukan penelitian mengenai kualitas perairan sungai dengan mempelajari dan menggunakan fitoplankton sebagai bioindikator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kondisi perairan sungai dengan menganalisis parameter biologi seperti kelimpahan, Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman, Indeks Dominansi dan Koefisien  Saprobitas serta mengetahui model distribusi kelimpahannya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-September 2005 pada 10 stasiun yang dibagi menjadi 3 segmen. Pengambilan contoh air dilakukan sebanyak 2 kali. Analisis contoh dilakukan dengan pencacahan menggunakan Sedgwick Rafter-Cell. Dari hasil penelitian periode I diperoleh 4 divisi yang terdiri dari 42 jenis, yaitu 12 jenis dari divisi Cyanophyta, 25 jenis dari Chlorophyta, 4 jenis dari divisi Chrysophyta dan 1 jenis dari Euglenopyta. Selanjutnya pada periode II, diperoleh 4 divisi yang terdiri dari 45 jenis, yaitu 8 jenis Cyanophyta, 28 jenis Chlorophyta, 5 jenis Chrysophyta dan 4 jenis Euglenophyta. Perhitungan Model Distribusi Kelimpahan Fitoplankton, menunjukkan  bahwa pada periode I dan II model yang sesuai adalah Model Motomura. Perhitungan Indeks Keseragaman (E) diperoleh hasil yang berbeda pada periode I dan II, dimana pada periode I kondisi ekosistem dalam kategori labil dan stabil, sedangkan pada periode II kondisi ekosistem berada dalam kategori labil. Pada Indeks Keanekaragaman (H’) menunjukkan bahwa periode I dan II kondisi perairan Sungai Ciliwung berada dalam kategori setengah tercemar. Indeks Dominasi menunjukkan pada periode I dan periode II jenis fitoplankton didominasi oleh kelas Cyanophyta dan Chlorophyta yang menunjukkan tingkat kesuburan oligotrofik. Berdasarkan nilai Koefisien Saprobitas (X) diketahui bahwa Sungai Ciliwung berada dalam kategori tercemar sedang oleh bahan organik dan anorganik. Dari hasil penelitian terbukti bahwa fitoplankton kurang tepat digunakan sebagai bioindikator pada perairan berarus deras, hal ini terlihat pada stasiun 1 dan 2 di hulu Sungai Ciliwung yang berarus deras, sebaliknya fitoplankton sangat baik dijadikan bioindikator pada stasiun 2-10, dimana pada stasiun tersebut arus semakin lambat. Untuk menjaga kelestarian perairan Sungai Ciliwung dapat dilakukan usaha dengan melakukan pengamatan secara periodik dan kontinu pada perairan sungai, menetapkan batas daerah permukiman dan daerah bantaran sungai, penertiban gubug-gubug liar di sekitar Sungai Ciliwung.

Pustaka ini tersedia di Perpustakaan FALTL Universitas Trisakti, Telp. 021-5663232 (ext.771)
 

 



Post Date : 26 Desember 2008