Kekeringan Terparah 5 Tahun Ini

Sumber:Kompas - 08 Agustus 2008
Kategori:Kekeringan

Bandung, Kompas - Kekeringan yang melanda areal tanaman padi di Jabar kian meluas. Hingga akhir Juli 2008, lahan yang kekeringan 126.986 hektar. Dari luas itu, 48.720 ha di antaranya puso atau gagal panen. Jika rata-rata produksi 1 ha adalah 5 ton gabah kering giling, total kehilangan akibat puso 243.600 ton.

Adapun kekeringan yang melanda di Jawa Tengah mengakibatkan 6.870 ha tanaman padi puso. Jika rata-rata 1 ha lahan pertanian menghasilkan 5,22 ton gabah kering giling (GKG), jumlah produksi yang gagal 35.861,4 ton GKG atau 20.030,8 ton beras.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian (Dispertan) Jabar, Kamis, areal pertanian yang mengalami kekeringan kategori berat seluas 25.386 ha. Luas areal tanaman padi yang kekeringan pada 2008 lebih besar daripada 2007. Pada 2007 luas kekeringan 98.345 ha, sedangkan tanaman padi yang puso 35.861 ha.

Dari 20 kabupaten/kota di Jabar yang kekeringan, Kabupaten Indramayu mengalami kekeringan terparah dengan luas 40.874 ha. Dari jumlah itu, 6.790 ha termasuk kategori kekeringan berat dan 22.870 ha puso.

Dispertan Jabar memperkirakan luas areal tanaman padi yang puso pada 2008 mencapai 50.000 ha. Jumlah itu di atas rata-rata puso selama lima tahun ini, sekitar 35.000 ha.

Koordinator Petugas Penyuluh Pertanian Dispertan Jabar, Ues Herdiana, di Bandung, Kamis, mengatakan, luas areal tanam di Jabar sejak Januari-Juni 2008 mencapai 1.022.491 ha. Adapun target akselerasi peningkatan produksi padi Dispertan pada tahun ini 10.551.368 ton GKG. Namun melihat kondisi sekarang, estimasi produksi padi Dispertan yakni 10.532.474 ton GKG.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Indramayu Apas Fahmi mengakui, kekeringan tahun ini lebih parah daripada beberapa tahun sebelumnya. Namun, ia tetap optimistis produksi padi Jabar dapat tercapai. ”Meskipun produksi padi di Indramayu menurun, di wilayah lain pasti ada yang surplus,” katanya.

Penurunan produksi padi di Indramayu, menurut Apas, diperkirakan 10 persen. Rata-rata produksi padi Indaramayu mencapai 1,2 juta ton GKG per tahun.

Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Jateng mencatat, jumlah persediaan beras di Provinsi Jateng hingga Juni 2008 surplus 1,93 juta ton. Jumlah itu berasal dari realisasi jumlah produksi beras sebesar 3,33 juta ton dikurangi konsumsi masyarakat 1,4 juta ton.

Tak pengaruhi stok

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Jateng Aris Budiono, Kamis, mengatakan, kekeringan di 25 kabupaten tak terlalu memengaruhi stok pangan. ”Itu bisa dibandingkan dari keseluruhan luas panen dengan luas lahan yang puso akibat kekeringan,” ujarnya. Luas panen hingga Juni 1,09 juta ha, sedangkan lahan yang puso 6.870 ha.

Menurut Aris, kekeringan itu memang tidak signifikan dalam memengaruhi stok pangan secara regional, tetapi berdampak secara ekonomis terhadap petani yang bersangkutan. ”Bagi petani yang lahannya puso pasti akan terasa karena menanggung kerugian,” katanya.

Di Kabupaten Brebes, 603 ha tanaman padi kekeringan dan 91 ha di antaranya puso.

Di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, musim kering ini dinilai tak memengaruhi ketahanan pangan. Kepala Subdinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Gresik Agus Djoko Waluyo, Kamis, mengatakan, stok pangan aman karena pada musim panen Januari-Februari produksi melebihi target. Dari target produksi rata-rata 6,1 ton per ha terealiasasi 6,8 ton dengan luas tanam padi 53.000 ha.

Kekeringan juga membuat tanaman padi puso di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, terus bertambah. Saat ini sudah 147 ha lahan padi yang mengalami puso. Akibatnya, produksi gabah 1.061 ton atau setara dengan 615 ton beras. (gre/ilo/aci/eny/wie)



Post Date : 08 Agustus 2008