Kesampingkan Konservasi Kelautan

Sumber:Kompas - 07 Desember 2007
Kategori:Climate
Nusa Dua, Kompas Kerangka kerja negara- negara di dunia yang terus dibangun untuk bersama-sama menyelamatkan Bumi dari pemanasan global masih mengesampingkan konservasi biodiversiti kelautan. Upaya yang ditempuh seperti melalui pembahasan Konferensi PBB mengenai perubahan iklim di Bali hanya berkutat pada sektor kehutanan dan energi.

Global warming (pemanasan global) bisa memusnahkan terumbu karang. Ini mengancam ketahanan pangan dari sumber perikanan kelautan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, Kamis (6/12) saat membuka Senior Official Meeting (SOM) Inisiatif Segi Tiga Terumbu Karang (Coral Triangle Initiative) di Hotel Melia.

dihadiri pejabat setingkat menteri di bidang kelautan dari enam negara yang termasuk kawasan segi tiga terumbu karang, yaitu Indonesia, Malaysia (Sabah), Filipina, Papua Niugini, Solomon, dan Timor Leste, yang tergabung dalam CT-6 ini. Pertemuan didukung Amerika Serikat dan Australia.

Freddy mengatakan, CT-6 memunculkan CTI pada Deklarasi APEC di Sydney, 9 September 2007. Pada Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim (COP-13/UNFCCC) sekarang di Bali, negara-negara ini menuntut dukungan dan komitmen dari seluruh dunia untuk penyelamatan terumbu karang.

"CT-6 bersama Amerika Serikat dan Australia meminta supaya agenda konservasi segi tiga terumbu karang menjadi bagian dari roadmap COP/UNFCCC," kata Freddy.

CTI juga diharapkan masuk agenda pembahasan badan pembantu UNFCCC untuk advis ilmu pengetahuan dan teknologi (SBSTA) dalam penyerapan karbon.

Freddy juga memaparkan, segi tiga terumbu karang luasnya 75.000 kilometer persegi. Di dalamnya terdapat lebih dari 500 spesies terumbu karang dan 3.000 spesies ikan. "Makanya juga dikenal sebagai hutan Amazon bawah laut," tambahnya.

Penyerapan karbon di kawasan segi tiga terumbu karang saat ini diperkirakan 245,6 ton CO2 per tahun. Ini belum termasuk penyerapan karbon dari mangrove dan padang lamun.

Segi tiga terumbu karang juga diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan hidup 120 juta penduduk sebagai tempat pemijahan tuna dan sumber ekonomi regional dengan perputaran uang 2,3 miliar dollar AS per tahun.

Kepala Badan Riset Perikanan dan Kelautan (BRKP) Departemen Kelautan dan Perikanan Indroyono Soesilo mengatakan, pada pertemuan Bali ada tiga agenda yang diperjuangkan CT-6.

"Memasukkan CTI sebagai agenda pembahasan, menekankan agar masuk dokumen SBSTA untuk penyerapan karbon dari sektor kelautan, dan CTI terkait upaya adaptasi dan mitigasi pulau-pulau kecil yang terancam tenggelam," katanya. (NAW)



Post Date : 07 Desember 2007