Kini Giliran Sawah yang Dilanda Banjir

Sumber:Kompas - 19 Januari 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Lhok Seumawe, Kompas - Ratusan hektar sawah dan ratusan rumah penduduk di Kota Lhok Seumawe dan Kabupaten Aceh Utara dilanda banjir bandang akibat meluapnya Sungai Pase yang berhulu di kawasan Bukit Barisan. Di Lhok Seumawe, daerah yang paling parah dilanda banjir adalah Kecamatan Blang Mangat, sedangkan di Kabupaten Aceh Utara adalah Kecamatan Syamtalira Bayu dan Meurah Mulia.

Menurut sejumlah warga di Blang Mangat, air mulai naik pada Selasa (18/1) sekitar pukul 04.00. Sampai sekitar pukul 18.00, air telah mencapai ketinggian setengah meter dan mulai masuk ke dalam rumah penduduk. Namun, belum satu pun penduduk yang mengungsi. Mereka memilih berada di sekitar rumah karena masih yakin air tidak akan menenggelamkan rumah mereka.

"Sejak pagi air terus naik dan kelihatannya malam ini air akan semakin tinggi karena di hulu hujan deras. Biasanya, banjir seperti ini akan bertahan sampai satu minggu, tetapi kalau hujan di daerah hulu tidak juga reda, banjir bisa lebih lama lagi," kata Rasyidi Abdi, petani dari Desa Manee Kareung, Kecamatan Blang Mangat.

Areal persawahan di Kecamatan Blang Mangat yang meliputi Desa Manee Kareung, Asam Kareung, Rayeu Kareung, dan Blang kini menjadi mirip danau sehingga benih padi yang rata-rata berumur kurang dari satu minggu telah tenggelam. Sejumlah petani berupaya menyelamatkan benih padi yang belum sempat ditanam. Sejumlah ruas jalan aspal di empat desa itu juga telah direndam air hingga ketinggian sekitar 40 sentimeter.

Di Desa Mbang, Kecamatan Syamtalira, di daerah hulu ketinggian air mencapai satu meter sehingga merusak areal pertanian di kawasan itu. Angkutan darat juga terhambat.

"Biasanya dalam setahun desa kami tiga kali kebanjiran. Tetapi banjir kali ini di luar kebiasaan karena airnya datang lebih cepat dan jauh lebih tinggi," ujar Mohammad Jafar, petani dari Asam Kareung.

Kerugian petani akibat banjir yang datang saat musim tanam kali ini diperkirakan ratusan juta rupiah. "Kami harus menunggu air surut baru sawah bisa ditanami lagi, sehingga musim tanam tahun ini harus mundur," kata Jafar. (AIK)

Post Date : 19 Januari 2005