Koordinasi Masih Kacau

Sumber:Kompas - 04 Februari 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
Tangerang, Kompas - Koordinasi penanganan banjir di kawasan Ciledug, Kota Tangerang, Banten, hingga Sabtu (3/2) masih kacau. Beruntung, korban banjir dan warga di sekitar daerah banjir segera berinisiatif mendirikan posko, yang sangat membantu korban banjir.

Selain itu, bantuan berupa perahu karet dari TNI Angkatan Laut juga ditambah, di samping partisipasi dari Universitas Mercu Buana Jakarta dan Palang Merah Indonesia. Partai Keadilan Sejahtera pun aktif menghimpun bantuan pangan dan baju bekas yang langsung didistribusikan kepada warga.

Aparat Polsek Ciledug, yang menjadi tempat pengaduan warga, Sabtu, membuka posko dan menempatkan aparatnya selama 24 jam di depan Perumahan Ciledug Indah II.

Sepanjang Sabtu, evakuasi terhadap korban banjir dilanjutkan. Dua perahu karet dari Badan SAR Nasional beroperasi di Perumahan Puri Kartika. Sedangkan perahu dari Marinir dan instansi lain beroperasi di Perumahan Ciledug Indah I, II, dan Duren Vila.

Partisipasi warga memang luar biasa. Mereka tidak hanya menyumbang makanan atau baju layak pakai, tetapi juga memberi tempat untuk posko dan pengungsi. Hal ini dilakukan Rakib dan warga lain di Kelurahan Sudimara Selatan, Ciledug, dekat Puri Kartika. Pemilik toko di seberang Duren Vila, Dicky, merelakan satu tokonya menjadi tempat pengungsian korban banjir.

Meski Wali Kota Tangerang Wahidin Halim memerintahkan aparatnya mendirikan posko dan aktif membantu warga korban banjir, tetapi seperti terlihat Sabtu di lokasi, hanya satu-dua aparat terlihat di daerah banjir.

Puskesmas Ciledug yang diperintahkan buka 24 jam, Sabtu siang malah tutup. Tim kesehatan yang siaga di sekitar Perumahan Ciledug Indah I dan II serta Perumahan Duren Vila hanya dari RS Bhakti Asih Karang Tengah. Sehari sebelumnya seorang dokter dan beberapa perawat Klinik Medika Lestari, Ciledug, membuka pos kesehatan juga.

Jika kondisi di tiga perumahan yang relatif mudah dijangkau itu lebih banyak mendapat perhatian, tidak demikian dengan korban banjir di Puri Kartika Ciledug.

Sejak warga di kawasan itu mengungsi, Kamis (1/2) hingga Sabtu, belum ada aparat pemerintah yang menengok mereka.

Warga marah

"Tak tahu ke mana saja orang pemerintah itu. Sudahlah kami tak bisa berharap banyak dari mereka," ujar seorang warga Puri Kartika Lama, dengan nada kesal.

Menurut Dadang, Ketua RT 3 Puri Kartika Lama, warganya banyak yang belum bisa dievakuasi. "Jika dibawa ke Sudimara Selatan terlalu jauh. Jadi, mereka memilih mengungsi ke Tajur di belakang perumahan kami. Masalahnya, di sana kekurangan makanan," tuturnya.

Ia menyebutkan, lebih dari 200 jiwa mengungsi ke Tajur dan sangat membutuhkan bantuan makanan. "Arus airnya masih deras. Kalau mereka dibawa ke sini, tim SAR malah kesulitan," lanjut Dadang.

Ia mengakui, warganya amat membutuhkan suplai makanan dan air minum.

Rasa kesal juga diluapkan Arif, Ketua RT 3 RW 6 Perumahan Ciledug Indah I. "Apa kerja orang pemerintah itu? Mereka tak mau tahu keadaan kami," katanya, kesal.

Ia menyesalkan tiadanya peringatan dini akan ada luapan air Sungai Angke yang mengalir di sisi perumahan yang dihuninya itu. "Air naik begitu cepat. Ini jauh lebih besar daripada banjir tahun 2002. Kami sama sekali tak siap menghadapi banjir ini," ujar Arif lagi.

Ivone Maukar (62), warga Duren Vila yang Sabtu siang baru dievakuasi, mengeluhkan lambannya evakuasi dan tiadanya fasilitas pengungsian memadai bagi pengungsi. "Posko itu warga sendiri yang bikin," katanya. Rudy, suami Ivone, menambahkan lagi, "Uang pemerintah habis untuk cari pesawat AdamAir." (TRI)



Post Date : 04 Februari 2007