Korban Banjir Rentan Terserang Diare

Sumber:Kompas - 29 Desember 2007
Kategori:Sanitasi
Jakarta, Kompas - Bencana banjir terjadi di sejumlah daerah akibat tingginya curah hujan dalam sepekan terakhir. Kondisi ini dikhawatirkan meningkatkan angka kasus diare dan beberapa penyakit lain pascabanjir. Untuk itu, masalah kesehatan pada ribuan korban banjir harus segera diantisipasi.

Terkait hal itu, Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan Rustam S Pakaya, Jumat (28/12) di Jakarta, menyatakan kesiapsiagaan menghadapi banjir telah ditingkatkan sejak September lalu.

"Saat ini pusat-pusat penanggulangan krisis regional telah membuka posko kesehatan bagi korban banjir," ujarnya.

Hingga kini, ribuan korban banjir masih berada di tempat-tempat pengungsian di sejumlah kota/kabupaten. Jumlah pengungsi terbanyak saat ini ada di Jawa Tengah yakni sekitar 41.000 orang.

"Kami telah mengirimkan beberapa ton makanan siap saji, makanan pendamping ASI, biskuit, dan paket obat untuk para korban banjir, seperti obat penurun panas dan obat diare," kata Rustam.

Sementara itu, ahli penyakit dalam Ari Fahrial Syam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) menyatakan, salah satu penyakit yang harus segera diantisipasi agar tidak menjadi wabah adalah muntaber atau diare.

"Diare merupakan penyakit yang berpotensi meningkat jumlahnya di tempat pengungsian," kata Ari.

Diare mengancam karena kondisi lingkungan kurang bersih, makanan dan minuman yang dikonsumsi para pengungsi umumnya kurang higienis dan bergizi.

Para pengungsi juga kebanyakan tidur dengan alas seadanya di tempat terbuka sehingga terpapar udara dingin. Mereka juga terpaksa menggunakan sumber-sumber air yang ada meski telah tercemar.

Hindari udara dingin

Untuk mencegah kejadian luar biasa diare, kata Ari, para pengungsi hendaknya ditempatkan pada tempat pengungsian yang layak, diberi selimut dan alas tidur agar terhindar dari paparan udara dingin, serta disediakan dapur umum agar pengungsi dapat makan secara teratur. Sarana air bersih, terutama untuk minum, harus segera diadakan.

Obat-obatan seperti oralit dan obat antidiare yang sederhana juga harus segera didistribusikan ke tempat-tempat pengungsian.

"Bantuan medis yang diberikan kepada para pengungsi harus tetap berorientasi pada kasus yang banyak ditemukan di tempat pengungsian, seperti obat antidiare dan oralit," kata Ari menambahkan. (EVY)



Post Date : 29 Desember 2007