Korban Tsunami Krisis Air Minum

Sumber:Serambi - 16 Agustus 2005
Kategori:Aceh
GEUDONG - Sedikitnya 570 KK warga Kemukiman Blang Mee Kecamatan Samudera Gedong Aceh Utara, sejak sepekan lalu mengalami krisis air minum. Air yang dibagikan hanya sebatas barak pengungsi, sedangkan ratusan warga desa lainnya yang telah kembali ke kampung tidak diberi air.

Korban tsunami yang kini telah kembali ke kampungnya adalah warga Desa Puuek 79 KK, Blang Nibong 179 KK, dan Sawang 326 KK. Mereka yang kini bermukim di tepi pantai yang jaraknya dengan ibukota kecamatan (Geudong) 5,5 Km terpaksa membeli air diangkut dengan beca dan mobil tanki pribadi.

Kepala Desa Puuek, Zulkarnaini kepada Serambi Senin (15/8) kemarin mengatakan, dua pekan lalu banyak masyarakatnya telah kembali ke kampung karena tak tahan di barak yang tempatnya terbatas. Dalam hal pemulangan mereka telah ada suatu kesepakatan dari panitia yang menangani pengungsi di barak.

Menurut Zulkarnaini, sulitnya sumber air minum di desanya itu setelah tsunami mengantam perkampungan penduduk, sejumlah sumur tertimbun pasir hitam dan berbau amis. Padahal, sebelumnya daerah itu mudah ditemukan sumber air tawar.

Kesulitan air tawar terhadap perkampungan nelayan itu telah dilapor kepada camat, namun belum ada realisasinya. Bahkan, soal krisis air minum itu Senin (15/8) kemarin kembali dilaporkan dalam kunjungan Bupati H Tarmizi A Karim ke Geudong dalam rangka sosialisasi perdamaian RI-GAM kemarin. Bahkan, Kabag Humas Pemkab Azhari Hasan SH membenarkan pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat Puuek sekitarnya.

Selain di Kemukiman Blang Mee, krisis air tawar juga terjadi di Kemukiman Lapang Kecamatan Tanah Pasir Aceh Utara. Menurut Kepala Desa Kuala Cangkoi, Ilyas Hasan, kini mereka tidak memiliki lagi sumber air tawar. Masyarakat terpaksa membeli air Rp 1.000/jerigen (isi 35 liter).

Menurut Ilyas Hasan, Desa Kuala Cangkoi merupakan desa nelayan yang terletak di bibir pantai. Tatkala terjadi tsunami tidak ada rumah tersisa dan banyak warga kehilangan keluarga dan harta, namun saat ini mereka kembali ke kampungnya membangun rumah darurat.

Namun, Listrik dan sanitasi air samasekali belum ada, karena itu atas Kepala desa atas nama warga meminta pemerintah daerah dapat memberikan fasilitas air bersih pada penduduk tepi pantai, karena memang tidak ada sedikitpun sumber air.(ib)

Post Date : 16 Agustus 2005