Kota Cimahi Sehat Belum Tercapai

Sumber:Kompas - 20 Februari 2006
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Cimahi, Kompas - Kondisi kebersihan Kota Cimahi semakin buruk sejak longsornya gunungan sampah di tempat pembuangan akhir sampah Leuwigajah bulan Februari 2005. Kondisi seperti itu saat ini diperparah dengan tidak adanya lokasi tempat pembuangan akhir sampah di Kota Cimahi.

Dengan kondisi itu, target Kota Cimahi sebagai Kota Sehat tahun 2007 dikhawatirkan tidak akan terwujud. Demikian dikatakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kota Cimahi Mumuh Didiwikarta, Minggu (19/2).

Kalau pemerintah menunggu adanya tempat pembuangan akhir sampah yang baru, butuh waktu minimal enam bulan lagi. Paling cepat, izin baru akan keluar empat bulan dan bisa dipakai dua bulan kemudian. Padahal, penanganan kebersihan di Cimahi, terutama sampah, sudah harus selesai tahun ini, tuturnya.

Mumuh menjelaskan, pekan lalu Kota Cimahi kedatangan tim penilai permasalahan kota dari pemerintah pusat. Tim penilai tersebut di antaranya terdiri dari Kementerian Lingkungan Hidup, Departemen Kesehatan, dan Departemen Pekerjaan Umum.

Nilai Kota Cimahi sebenarnya mencukupi, tapi jatuh karena masalah sampah ini. Pemerintah harus memerhatikan masalah ini lebih serius lagi, ujarnya.

Dia menjelaskan, dengan penduduk sekitar 500.000 jiwa dan jumlah produksi sampah sekitar 1.200 meter kubik per hari, program pembuatan kompos yang dianjurkan Dinas Lingkungan Hidup setempat tidak akan bisa mengatasi permasalahan ini.

Mantan anggota Tim 17 yang membentuk Kota Cimahi ini mengatakan, sebaiknya, Pemerintah Kota Cimahi mengeluarkan pernyataan darurat sampah. Dengan adanya pernyataan ini, masyarakat Cimahi akan lebih berhati-hati dalam memproduksi sampah.

Di samping itu, Mumuh juga menyarankan agar pemerintah segera mencari alternatif tempat pembuangan sampah sementara yang bisa menampung sebagian sampah yang sudah menumpuk di setiap sudut kota.

Bukan wilayah resapan

Senada dengan Mumuh, anggota Komisi D DPRD Kota Cimahi Asep Karyana mengatakan, pernyataan darurat sampah perlu disebarluaskan mengingat kurangnya penanganan sampah oleh Pemerintah Kota Cimahi. Hal itu diperlukan agar pemerintah dan masyarakat bisa bahu-membahu dalam menangani masalah sampah secara optimal.

Dalam jangka panjang, diharapkan darurat sampah ini bisa mengubah budaya masyarakat yang terbiasa membuang sampah sembarangan.

Kalau selama ini masyarakat tidak memisahkan sampah organik dan anorganik, dengan adanya darurat sampah, mereka bisa memisahkannya, bahkan bisa memproduksi kompos sendiri, tuturnya.

Asep mengingatkan, Wali Kota Cimahi Itoc Tochija dan jajarannya untuk segera mencari alternatif tempat pembuangan sampah.

Mumuh menambahkan, sebaiknya tempat pembuangan sampah sementara didirikan di wilayah selatan Cimahi. Kawasan ini bukan daerah resapan air sebagaimana Cimahi utara. (MHD)

Post Date : 20 Februari 2006