Kota Makassar Dikepung Banjir

Sumber:Koran Sindo - 05 Desember 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
MAKASSAR– Hujan deras yang mengguyur Kota Makassar, kemarin, membuat beberapa lokasi digenangi air, baik di permukiman warga maupun di jalan-jalan protokol. Rata-rata, genangan air dan banjir tersebut disebabkan tak berfungsinya saluran drainase serta tingginya sedimentasi. 
 
Akibatnya, rumah warga langsung digenangi air. Banjir antara lain terjadi di Tamangapa, Antang, BTN Tabariah, Malengkeri, Bumi Tamalanrea Permai, Manuruki, sebagian di kawasan Minasa Upa,dan wilayah lainnya. Khusus jalan utama, genangan air hingga mencapai lutut orang dewasa, sempat terjadi sekitar tiga jam di Jalan Pettarani,Urip Sumoharjo (depan kantor gubernur), Jalan Landak,dan Jalan Pelita. 
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kota Makassar Ismunandar mengatakan, hingga kemarin, pihaknya belum mengungsikan warga yang rumahnya kebanjiran. Sebab, menurutnya, belum ada yang masuk kategori sangat parah. “Tapi tetap kita pantau terus, daerah yang rawan banjir jika musim hujan. Kita juga menyiapkan lokasi pengungsian bila sewaktu-waktu warga harus dievakuasi,” ujar Ismunandar kepada SINDO, tadi malam. 
 
Meski belum ada yang dievakuasi, namun pihaknya mengimbau kepada warga, agar tidak mengambil resiko bertahan di permukimannya jika sudah ada tanda-tanda banjir besar.Pasalnya,tidak sedikit warga selalu mengabaikan imbauan pemerintah“Kadang mereka menganggap itu hal biasa.Padahal, kita sediakan lokasi pengungsian sementara dan dapur umum kalau ada banjir besar. 
 
Kita berharap, kerjasama semua stakeholder agar kita bisa menghindari jatuhnya korban jiwa,” papar Ismunandar. Anggota Komisi C DPRD Makassar Amar Busthanul menyebutkanmemasukimusimhujan ancaman banjir kembali mengintai Kota Makassar,khususnya di daerah Tamalanrea, Tamangapa, dan Panakkukang. 
 
“Sistem drainase buruk, sehingga curah hujan rendah saja bisa membuat genangan air di mana-mana,”ujarnya. Pengamat tata ruang Nadjamuddin Nawawi mengungkapkan, pengembangan Kota Makassar kurang memperhatikan daerah resapan air. Bahkan, daerah resapan air seperti Jalan Hertasning Baru, saat ini sudah berubah menjadi kawasan padat perumahan. 
 
Butuh Koordinasi Intensif
 
Sementara itu,Wakil Ketua DPRD Sulsel Andry Arief Bulu meminta Pemprov Sulsel dan pemerintah kabupaten/kota, melakukan antisipasi dari sekarang,khususnya di daerah yang rawan bencana. Sebab, selama ini pemerintah kadang baru turun tangan bila ada kejadian. “Harus ada saling koordinasi, baik pemprov, pemkot dan daerah.Memang bencana alam, kejadiannya biasa tidak terduga. 
 
Tapi mengantisipasi daerah rawan, itu sudah harus dilakukan. Jangan ada kejadian, baru bergerak,”tandas Andry. Khusus musim hujan, semua stakeholder diharapkan bisa saling bekerjasama dengan pemerintah. Seperti memperbaiki saluran drainase di permukimannya serta memperbaiki infrastruktur dan mengevakuasi warga yang berada di daerah langganan banjir. 
 
Tak hanya itu,pohon-pohon yang rawan tumbang di pinggir jalan,serta di permukiman warga, juga harus diantisipasi mulai sekarang.Pasalnya, angin kencang, sewaktu-waktubisaterjadi sesuai prediksi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Ketua Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Sulsel Andi Yagkin Padjalangi secara khusus meminta instansi pemerintah terkait, agar segera mengindentifikasi daerah yang rawan terjadi bencana dan melakukan antisipasi penanganan. arif saleh/ yakin achmad


Post Date : 05 Desember 2011