Kredit Karbon Kelistrikan Capai Separuh Investasi

Sumber:Koran Sindo - 06 Desember 2007
Kategori:Climate
NUSA DUA (SINDO) Dana yang diperoleh dari perjanjian mekanisme pembangunan bersih (clean development mechanism/ CDM) atau kredit karbon kelistrikan bisa mencapai 50% dari investasi pada proyek pembangkit listrik di Indonesia.

Sejauh ini, Perusahaan Listrik Negara sudah menandatangani lima perjanjian pembelian penurunan emisi (ERPA). PLN bisa mendapatkan USD42 juta untuk pembangunan pembangkit listrik geotermal Kamojang 4 berkapasitas 60 megawatt dan USD28 juta untuk gabungan empat pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 50 megawatt, ujar Komisaris Utama PLN Alhilal Hamdi seusai penandatanganan ERPA antara perusahaan perdagangan karbon EcoSecurities dengan PT Bajradaya Sentranusa yang membangun PLTA di Sungai Asahan Sumatera Utara,kemarin di Nusa Dua.

Sungai Asahan memiliki potensi pengembangan tiga buah PLTA sebagai satu-satunya sungai yang berhulu di Danau Toba.Kerja sama jual beli karbon tersebut merupakan yang pertama di sela-sela Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC). Total penurunan emisi yang akan dihasilkan dari proyek Asahan 1 diperkirakan akan mencapai angka 2 juta CERs (certified emission reduction) hingga tahun 2012.

Sektor PLTA merupakan salah satu yang berpotensi besar menurunkan emisi gas rumah kaca di Indonesia, terutama emisi gas rumah kaca dari konsumsi BBM yang biasa digunakan oleh pembangkit listrik pada jaringan listrik Sumbagut (Sumatera bagian utara),kata Agus Sari,Country Director EcoSecurities Indonesia.

Direktur PT Bajradaya Sentranusa M Kamal menambahkan, pendapatan dari CDM ini sangat membantu pembiayaan pembangunan proyek PLTA Asahan 1 yang diperkirakan mulai beroperasi pertengahan 2010. Menurut Agus Sari, pihaknya telah melakukan perjanjian perdagangan karbon dengan 36 perusahaan dalam negeri dan lebih 400 perusahaan di dunia. (titis w)



Post Date : 06 Desember 2007