Krisis Air Bersih, Pasien Diare Meningkat

Sumber:Koran Sindo - 20 Juli 2007
Kategori:Sanitasi
SLAWI (SINDO) Krisis air bersih di musim kemarau ini berdampak kepada terjadinya peningkatan penderita diare (Gastro Enteritis / GE) di Kab Tegal. Di sejumlah rumah sakit jumlah penderita diare meningkat tajam.

Sebagian besar penderita adalah pasien anak-anak di bawah umur lima tahun (balita). Pantauan di RSUD dr Soeselo Slawi, kemarin misalnya. Selama dua pekan terakhir jumlah penderita diare mencapai 65 pasien, 34 di antaranya adalah pasien anak-anak. Di rumah sakit ini, pasien diare berada di urutan pertama dengan jumlah penderita terbanyak. Jumlah pasien diare, bahkan hampir empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan penderita demam berdarah dengue (DBD) yang hanya 17 pasien dalam kurun waktu dua pekan terakhir.

Pekanpekan ini pasien diare memang meningkat. Mungkin karena musimnya, tandas Humas RSUD dr Soeselo,Endang Puji Hastuti, kemarin. Berdasarkan data dari bagian rekam medis RS setempat, peningkatan penderita diare mulai terlihat akhir Mei dengan jumlah mencapai 109 pasien. Akhir Juni kemarin, terjadi peningkatan menjadi 129 pasien, 100 di antaranya pasien anak-anak. Kasus diare sempat mengalami penurunan pada April lalu kemudian mulai meningkat bulan Mei sampai sekarang, lanjutnya. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab Tegal, pada April penderita diare memang sempat menurun. Dinkes mencatat, saat itu jumlah kasus mencapai 3.820 penderita atau menurun drastis dari bulan sebelumnya yakni Maret dengan 4.569 kasus.

Kabid Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kab Tegal, dr M Hafidz, saat dikonfirmasi kemarin mengatakan, musim kemarau cukup rawan merebaknya penyakit yang disebabkan oleh virus. Jenisnya antara lain diare, DBD, cacar air, penyakit mata, dan campak. Khusus penyakit diare, lanjur dia, bisa disebabkan karena terjadinya krisis air bersih di masyarakat. Meski tengah krisis, warga diimbau untuk tidak mengkonsumsi air sungai. Pasalnya, sangat riskan mengandung bakteri Ecoly yang menyebabkan diare. Air sungai kemungkinan telah tercemar karena kita tidak tahu proses di daerah hulu seperti apa, terangnya. (untung subejo)



Post Date : 20 Juli 2007