Lagi, Banjir Ancam Jakarta

Sumber:Kompas - 04 April 2012
Kategori:Banjir di Jakarta
Jakarta, Kompas - Hujan deras di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/4) sore, membuat ketinggian air Sungai Ciliwung melonjak mendekati Siaga II. Berdasarkan kondisi tersebut, Rabu dini hari ini, Jakarta diperkirakan mendapat kiriman banjir dari hulu Ciliwung.
 
”Kalau sudah 150 sentimeter (cm) masuk Siaga II banjir, tapi kemudian perlahan turun,” ujar Andi Sudirman, penjaga Bendung Katulampa, Selasa sore. Sekitar pukul 18.00, ketinggian air bertahan di posisi 100 cm.
 
Menurut Ardi, penjaga pos pemantau ketinggian air di Pos Panus Depok, pada pukul 20.00, ketinggian muka air mencapai 170 cm dari normalnya 150 cm. Pada pukul 21.00, ketinggian air menjadi 230 cm.
 
”Warga di daerah bantaran Sungai Ciliwung di Jakarta diharapkan waspada banjir pada enam jam ke depan (Rabu dini hari),” kata Ardi.
 
Menurut Kepala Bidang Informasi Publik Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan Pemprov DKI Cucu A Kurnia, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menginstruksikan aparat untuk segera membangun posko pelayanan masyarakat, seperti dapur umum dan kesehatan, di titik-titik kawasan yang rawan terkena dampak banjir kiriman.
 
”Posko-posko sudah siap dan mulai dioperasikan untuk mengantisipasi banjir kiriman,” kata Cucu.
 
Saat ini, Gubernur terus memantau perkembangan arus air di Kali Ciliwung melalui Pintu Air Katulampa, Bogor, dan permukaan Kali Angke melalui Cengkareng Drain. ”Sampai pukul 18.00, permukaan air di Cengkareng Drain sudah mencapai 260 cm. Pintu-pintu air itu sudah dibuka sehingga potensi terjadinya banjir kiriman di Jakarta akan cukup tinggi,” ujar Cucu.
 
Mengutip data Satgas Pengendalian Banjir, Cucu mengatakan, sejumlah kawasan yang berpotensi menerima banjir kiriman dari aliran Kali Ciliwung adalah Rawajati, Kalibata, Pengadegan, gang arus Cawang, Bukit Duri, Kampung Baru, Bidara Cina, dan Kampung Melayu. Titik rawan banjir di sekitar aliran Kali Angke meliputi Duri Kosambi, Rawa Buaya, Green Garden, Cengkareng, dan Kedoya.
 
Banjir di Tangerang
 
Sepanjang Selasa, banjir melanda sebagian Kota Tangerang, Tangerang Selatan, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat akibat luapan Kali Pesanggrahan dan Kali Krukut.
 
Ribuan rumah warga terendam air dan aktivitas perekonomian terganggu, seperti di kawasan Pondok Labu, Kemang Selatan, Cipulir, dan Kebayoran Lama di Jakarta Selatan. Luapan Kali Pesanggrahan di Jakarta Barat menyebabkan ratusan rumah di wilayah Pos Pengumben, Joglo, dan Kedoya terendam hingga ketinggian lebih dari 1 meter.
 
Hingga Selasa sore, banjir masih menggenangi wilayah RW 07 Kelurahan Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, dan RW 03 Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan.
 
Luapan terusan Kali Pesanggrahan merendam sedikitnya sembilan RT di RW 05, Kedoya Selatan, hingga setinggi pinggang orang dewasa. Ada sekitar 7.000 jiwa yang bermukim di wilayah itu dan terkena dampak banjir. Menurut Ketua RT 15 Tumijan, air mulai masuk rumah warga sekitar pukul 06.00 dan terus naik.
 
Di Tangerang Selatan, kawasan Pamulang dan Bintaro dilaporkan terlanda banjir. Di Kota Tangerang, sebagian Karang Tengah dan Ciledug terendam air. Banjir di beberapa wilayah Ibu Kota yang menyebabkan 900 orang mengungsi ini diperkirakan terus terjadi karena curah hujan masih sangat tinggi.
 
Lalu lintas kacau
 
Sepanjang Senin malam hingga Selasa siang, lalu lintas di Jakarta juga terganggu. Di sejumlah ruas jalan utama dari kawasan sekitar Jakarta ke pusat Ibu Kota terdapat genangan.
 
Sebagian Jalan Raya Pos Pengumben di Jakarta Barat, Jalan Ciledug Raya, tepatnya di depan Pasar Cipulir, dan Tanah Kusir di Jakarta Selatan, tergenang air. Ruas Jalan Joglo Raya di tepi Kali Gebyuran, Jakarta Barat, tidak bisa dilewati kendaraan karena air cukup tinggi.
 
Di Pasar Cipulir, aktivitas perdagangan terganggu luapan Kali Pesanggrahan yang menggenangi lahan parkir dan lantai bawah kompleks bangunan. Hingga Selasa sore, genangan masih stabil dan sebagian lantai bawah pasar pun ditutup.
 
Rel kereta antara Stasiun Tanah Abang dan Pondok Ranji pun terendam. Akibatnya, perjalanan kereta terhenti, bahkan hingga dua kali. ”Air menggenang setelah hujan lebat turun. Kemungkinan genangan tidak hanya disebabkan hujan, tetapi juga limpasan air dari sekitar rel,” ujar Kepala Humas PT KAI Daop 1 Mateta Rijalulhaq.
 
PT KAI memilih menghentikan perjalanan kereta setelah genangan mencapai lebih dari 10 cm karena dikhawatirkan air akan membuat tanah dan rel turun sehingga membahayakan perjalanan kereta.
 
Kejadian ini merupakan yang kedua dalam tahun ini. Mateta memperkirakan, perubahan lingkungan sekitar jalur rel ikut memengaruhi makin seringnya genangan air sampai ke rel. Tim dari PT KAI masih meneliti penyebab genangan tersebut.
 
Cepat surut
 
Fauzi mengatakan, banjir yang terjadi di Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan disebabkan hujan yang sangat deras, baik di Jakarta maupun di kawasan hulu. ”Air memang menggenang, tapi di sebagian besar wilayah air cepat surut,” kata Fauzi di Balaikota DKI Jakarta.
 
Air yang cepat surut itu dipengaruhi oleh program antisipasi banjir di Jakarta yang selama ini dilakukan sudah mendekati keberhasilan.
 
Banjir yang terjadi di Pondok Labu, menurut Fauzi, akan segera bisa diatasi apabila pompa selesai dipasang. ”Saat ini masih dalam taraf pemasangan dan ditargetkan bulan depan sudah bisa dioperasikan. Jika pompa ini bekerja baik, warga Pondok Labu tidak akan kebanjiran lagi,” klaim Fauzi.(NEL/ARN/FRO/ART/MDN/ndy)


Post Date : 04 April 2012