Lagi, Bantaran Kali Terendam

Sumber:Koran Sindo - 24 Februari 2012
Kategori:Banjir di Jakarta
JAKARTA– Sejumlah kawasan pemukiman di DKI Jakarta kembali dilanda banjir kemarin. Banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat itu yang terjadi sejak Rabu (22/2) malam. 
 
Banjir menggenangi rumah warga berlangsung hingga kemarin dengan ketinggian mencapai 120 cm. Lokasi banjir banyak terdapat di sekitar panjang bantaran Kali Ciliwung. Lokasi banjir ini terdapat di Kelurahan Bukit Duri,Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, tepatnya di RW 09,RW 10,dan RW 11.Ketinggian air di sini berkisar 50–120 cm. Lokasi banjir lainnya di Kelurahan Kebon Baru,KecamatanTebet,Jakarta Selatan di RW 10 Gang Perintis, ketinggian air antara 60–100 cm. 
 
Banjir juga terjadi di kawasan Bidara Cina,Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Empat RT di RW 11 terendam banjir denganketinggianyangbervariasi, mulai 1–1,5 meter. Warga mengatakan, banjir datang dinihari kemarin sekitar pukul 02.00 WIB. ”Banjir datang pada dini hari kemarin, dan sudah mulai surut sedikit demi sedikit. RT yakni 06, 09, 12, dan 13 dengan ketinggianyangbervariasi,”ujar Koko, 38, salah seorang warga yang ditemui SINDOkemarin. Menurutnya, banjir juga sempat datang tiga hari lalu namun tidak terlalu tinggi. ”Ketinggiannya masih dalam batas kewajaran,”ujar dia. 
 
Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Tarjuki menjelaskan,beberapa wilayah di sekitar bantaran Kali Ciliwing memang mudah menerima banjir kiriman dari Bogor. ”Hujan mengguyur Bogor cukup deras.Tentu saja sejumlah wilayah mudah terkena banjir kiriman.Apalagi di sekitar bantaran Kali Ciliwung,” kata Tarjuki . Tarjuki menyebutkan, kawasan lain yang terkena luapan air Kali Ciliwung yakni di Kelurahan Rawajati,Kecamatan Pancoran,Jakarta Selatan.Banjir terdapat di Jalan Bina Warga RW 07 dengan ketinggian air antara 60–100 cm.Sedangkan di RW 05 Kelurahan Pengadegan, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, ketinggian genangan air mencapai 80 cm. 
 
Menurut Tarjuki, ketinggian air di pintu Katulampa menunjukkan pada garis 70 cm atau siaga III.Ketinggian air ini diketahui sekitar pukul 21.40 WIB.Air itu terus mengalir ke arah hilir dan mengakibatkan ketinggian air di pintu air Depok ikut mengalami peningkatan, yakni 285 cm.”Sejatinya kawasan Kali Ciliwung ini tidak tepat lagi dijadikan sebagai kawasan pemukiman. Hanya saja anjuran itu tidak digubris,” ungkapnya. Hujan deras ini juga mengakibatkan Kali Baru Timur (KBT) mengalami peningkatan debit air dan meluap. 
 
Kepala Dinas PU DKI Jakarta Erry Basworo menambahkan,selama ini pihaknya telah melakukan antisipasi banjir di DKI Jakarta, di antaranya dengan membangun saluran air (drainase), pompa air,waduk, dan tanggul di pantai.Tanggul pengamanan pantai ini untuk mengantisipasi naiknya air laut ke darat (rob). Alat pengendali banjir di DKIJakartayakni344pompa,55 waduk,93 pintu air,7 titik pantau sistem peringatan dini,dan 51 poskopiketbanjir.Selainitujuga disiapkan 17 lokasi penangkar curah hujan, 26 situ dan waduk retensi, 47 polder, dan 442 km saluran makro di lima wilayah. 
 
”Kita terus memonitor dan melakukan antisipasi banjir ini sejak beberapa tahun lalu. Penanganan banjir ini tidak hanya ditumpukan kepada Dinas PU, tapi juga melibatkan Suku Dinas PU di wilayah dan Kementerian PU,”tandasnya. Penanganan banjir di sejumlah kawasan rawan banjir di Jakarta Selatan tidak akan terselesaikan dalam waktu dekat. Pasalnya,penanganan banjir di Jakarta Selatan hingga kini terkendala pembebasan lahan. Diketahui, permukiman di bantaran Kali Ciliwung selalu menjadi korban banjir kiriman. 
 
Namun,hingga kini relokasi belum juga berhasil.Untuk itu, proyek relokasi terhadap permukiman warga bantaran Kali Ciliwung harus dilakukan secara tegas dan dilengkapi dengan penguatan modal hidup mereka. Selama ini setiap ada pemindahan warga kerap bermasalah, karena program itu dilakukan secara parsial. 
 
Menurut pengamat perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriatna, proyek normalisasi Kali Ciliwung, khususnya di sepanjang Kampung Melayu- Manggarai untuk kepentingan orang banyak. Maka itu, Pemprov DKI Jakarta harus bertindakdengantegasdanbijak. Program itu laksanakan harus secara komprehensif dan tidak parsial. ilham safutra


Post Date : 24 Februari 2012