Lahan Tambang Perlu Dikurangi

Sumber:Kompas - 22 Juli 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

TARAKAN, KOMPAS - DPRD Kota Samarinda, Kalimantan Timur, meminta Pemerintah Kota Samarinda untuk menciutkan lahan tambang batu bara sebagai bentuk penanggulangan banjir. Pengupasan lahan untuk tambang selama ini dinilai sebagai penyebab utama terjadinya banjir di kota itu.

Sekretaris Komisi III DPRD Kota Samarinda Mursyid Abdurrosid menilai, penciutan lahan tambang diperlukan untuk menambah ruang terbuka hijau (RTH) sebagai areal tangkapan air. Saat ini, luas areal pertambangan batu bara yang telah mendapat izin mencapai 72,16 persen dari 71.800 hektar total luas Kota Samarinda.

”Saatnya membuat kebijakan penciutan lahan demi kepentingan masyarakat yang lebih luas,” kata Mursyid saat dihubungi, Kamis (21/7).

Mursyid menambahkan, penciutan lahan tambang dapat diupayakan dengan memakai areal tambang yang belum digarap. Terutama lahan dari perusahaan tambang yang tidak memenuhi kaidah-kaidah lingkungan. ”Banyak tambang yang berdekatan dengan permukiman warga dan fasilitas umum. Bisa saja pemkot mengurangi luasan dari yang sudah diizinkan,” ujar Mursyid.

Sebelumnya, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang mengaku sudah mengirimkan surat kepada sebagian perusahaan tambang di Kota Samarinda untuk menciutkan lahan, terutama yang berada di dekat permukiman dan fasilitas umum. ”Saya harapkan mereka mau menciutkan lahan sebesar mungkin,” ucap Syaharie.

Untuk menambah RTH, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Samarinda Endang Liansyah mengungkapkan, Samarinda akan memprogramkan tambahan 20 hektar lahan untuk RTH dengan sumbangan dana dari Kementerian Lingkungan Hidup sebesar Rp 10 miliar. ”Satu kecamatan, kan, wajib menambah dua hektar RTH,” kata Endang yang belum dapat memastikan lahan yang dipakai merupakan lahan bekas tambang atau bukan.

Pada Rabu (20/7) malam, banjir kembali melanda Kota Samarinda yang menyebabkan jalur Samarinda-Bontang terputus. Ketinggian air mencapai lebih dari satu meter. Sejumlah mobil mogok di tengah jalan. Banjir yang menggenangi jalan disertai lumpur diduga kuat disebabkan pengupasan lahan untuk tambang yang berada di dekat Jalan DI Panjaitan. (ILO)



Post Date : 22 Juli 2011