Lokasi Rawan Banjir di Jaktim Bertambah

Sumber:Suara Pembaruan - 06 November 2006
Kategori:Banjir di Jakarta
[JAKARTA] Jumlah lokasi rawan banjir dan rawan genangan air di Jakarta Timur (Jaktim) tahun ini diperkirakan bertambah secara signifikan dibanding tahun 2002 lalu, yang berjumlah 43 titik. Hal itu terjadi karena beberapa faktor, terutama karena makin besarnya volume sampah yang dibuang warga ke sungai-sungai yang terpantau di beberapa titik.

Demikian dikatakan Wali Kota Jakarta Timur, Koesnan A Halim kepada Pembaruan, Senin (6/11) pagi ini.

Koesnan menyontohkan, titik kontrol sampah di sepanjang Kali Cipinang, Kali Cilwung, Kali Sunter, Kali Baru, dan juga di Pulomas. "Setiap hari jaring penahan sampah yang kami pasang selalu penuh aneka jenis sampah," ujarnya.

Oleh karena itu, dalam waktu dekat Pemkot Jaktim akan mengintensifkan pengerukan sampah dan lumpur di sejumlah titik rawan banjir tersebut.

"Rencananya, minggu ini kami akan melakukan inspeksi dengan menyusuri Kali Ciliwung dan Kali Cipinang memantau kondisi bantaran kali," ujarnya. Selain itu menurut Koesnan, genangan air juga kemungkinan akan bertambah sebagai ekses pembangunan koridor busway di beberapa titik yang mengganggu saluran drainase.

Lebih lanjut Koesnan mengatakan, terdapat sembilan langkah yang disiapkan pihaknya untuk mengantisipasi ancaman banjir tahun ini. Dalam beberapa hari ini, Pemkot Jaktim mulai melakukan sosialisasi kepada warga, bahwa banjir tahun ini bukan banjir biasa yang terjadi setiap tahun, namun banjir lima tahunan yang besar dampaknya.

Untuk itu, Koesnan meminta seluruh aparat di tingkat kecamatan dan kelurahan gencar menyosialisasikan hal ini kepada warga. Selain itu, early warning system juga akan diintensifkan dengan memantau ketinggian debit air di daerah hulu seperti ketinggian air di pintu air Depok. Jika debit di pintu air Depok sudah melewati ambang batas, penduduk di titik rawan banjir di sepanjang Kali Ciliwung diminta bersiap-siap mengungsi.

Untuk posko bantuan banjir, dibentuk mulai dari tingkat kota hingga tingkat kelurahan dan titik lokasi rawan banjir. Hal itu akan didukung oleh pasokan logistik yang dibutuhkan serta beberapa unit mobil untuk puskesmas berjalan dan MCK berjalan.

Sementara itu, untuk pengaturan lalu lintas di ruas jalan yang rawan genangan, pihaknya akan mengerahkan petugas satuan polisi pamong praja untuk membantu dinas perhubungan dan pihak kepolisian. Selain itu, di setiap kelurahan pembuatan sumur resapan makin di intesifkan.

Menurut Kepala Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Timur, Aswin Saragih, ditargetkan setiap minggu setiap kelurahan membuat satu sumur resapan sehingga dari total 65 kelurahan, ada 260 buah sumur resapan baru setiap bulan.

Menurut Aswin, dalam tiga bulan terakhir, pihaknya sudah membuat lebih dari 500 sumur resapan serta melakukan penghijauan di berbagai kelurahan di Jakarta Timur.

Sementara itu, Kasubag Sarana dan Prasarana Kota Bagian Administrasi Sarana Perkotaan Jakarta Timur, Eko Nuryanto mengatakan, dalam dua tahun terakhir sudah dibuat hampir 7.000 buah sumur resapan di 65 kelurahan di Jaktim.

Kota Tangerang

Sementara itu, hujan yang kini kerap mengguyur wilayah Kota Tangerang, ditengarai bakal menyebabkan sejumlah kawasan terendam banjir. Sebanyak 21 titik diwaspadai menjadi daerah banjir.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Tangerang mulai melakukan berbagai antisipasi dengan persiapan untuk mencegah timbulnya banjir dengan menyiapkan satuan tugas banjir. "Di Kota Tangerang, sedikitnya 21 titik rawan banjir yang harus diwaspadai. Di titik-titik tersebut akan segera dilakukan penurapan," ujar Kabag Humas, Saeful Rochman, Sabtu (4/11).

Menurut Saeful, pihaknya juga telah menyiapkan berbagai peralatan teknis yang bakal dibutuhkan saat terjadi bencana banjir, seperti tenda darurat, perahu karet, hingga mesin pompa air.

Sedangkan ke-21 titik rawan banjir yang ada di wilayah Kota Tangerang, sebagian besar adalah permukiman warga yang tersebar di 16 kelurahan pada 10 kecamatan. Berdasarkan pengamatan Satgas Banjir, kawasan permukiman yang dinilai paling rawan banjir adalah Perumahan Mutiara Pluit di Kecamatan Priuk dan Perumahan Purati di Kecamatan Jatiuwung.

Sejak sepekan terakhir, hujan deras telah mengguyur Kota Tangerang dan mulai menggenangi sejumlah ruas jalan protokol. Bahkan turunnya hujan juga menyebabkan air permukaan Sungai Cisadane meninggi hingga melebihi ambang batas normalnya.

Menurut Kepala Pengendalian Sumber Daya Air (PSDA) Cisadane-Cidurian, Djoko Suryanto, peningkatan ketinggian permukaan Sungai Cisadane tidak perlu dikhawatirkan. Justru luapan air akibat kiriman dari wilayah Bogor yang perlu diwaspadai. [132/L-11]



Post Date : 06 November 2006