Mahasiswa Turun ke Jalan Bersihkan Tumpukan Sampah

Sumber:Pikiran Rakyat - 14 Maret 2005
Kategori:Sampah Luar Jakarta
BANDUNG, (PR).-Pengelolaan sampah bukan hanya masalah pemerintah, tetapi menjadi masalah bersama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk itu, masyarakat juga harus ikut terlibat dalam mengatasinya dengan cara mengurangi jumlah sampah dan ikut serta mengelola tempat pembuangan sementara (TPS) sampah.

SEJUMLAH mahasiswa memasukkan sampah dari gunungan sampah di tempat pembuangan sampah sementara Jalan Tamansari Bandung ke dalam karung-karung kecil untuk diangkut ke TPA Jelekong, sebagai wujud kepedulian mahasiswa dan warga sekitar terhadap menumpuknya sampah di Bandung, Minggu (13/3). Gerakan peduli sampah ini diikuti ratusan mahasiwa dari 5 kampus di Bandung yang secara serentak dilaksanakan di 6 lokasi di Bandung dengan dukungan warga sekitar dan PD Kebersihan yang menyiapkan truk-truk pengangkut sampah.* DUDI SUGANDI/"PR" Demikian pesan pokok yang mengemuka dalam acara pencanangan Peduli Sampah Kota Bandung bertajuk "Bersama Kita Menata TPS", Minggu (13/3), di Monumen Sains ITB., Bandung. Acara itu dimotori civitas kampus ITB, Unpas, Itenas, Unisba, Unbar, STIE Ekuitas serta Kopertis Wilayah IV dan Ikatan Alumni Teknik Lingkungan (IATPI) Kota Bandung, yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan (GMPL). Hadir pula Direktur Teknik Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan, Cece Iskandar.

Dalam aksi peduli penanggulangan sampah itu, para mahasiswa turun langsung memasukkan sampah ke dalam karung di TPS-TPS. Selain itu, mereka juga melakukan pemilahan sampah di TPS berdasarkan bentuk dan jenisnya.

Sebagai salah satu upaya memberikan penyadaran masyarakat Kota Bandung, mahasiswa juga membagikan brosur berisi imbauan untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPS. Cara yang ditawarkan berupa pemilahan, pengomposan, dan pengarungan sampah di rumah dan lingkungan masing-masing sebelum masuk ke TPS.

Inisiator GMPL, Yussy Kusumawardani, S.T., menyebutkan, gerakan itu pada dasarnya untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat dan mengrubah pola pikir masyarakat terhadap pengelolaan sampah. "Sampah itu bukan hanya masalah pemerintah saja tetapi juga menjadi masalah bersama," katanya.

Masalah besar

Lebih jauh Yussy mengungkapkan, musibah longsor sampah di TPA Leuwigajah mengakibatkan sampah di Kota Bandung menjadi masalah besar. Pemerintah Kota Bandung tampaknya menghadapi kesulitan dalam mengelola sampah akibat ditutupnya TPA tersebut.

Lokasi TPA alternatif di Jelekong hanya mampu menampung seperempat sampah saja, sehingga menyebabkan penumpukan sampah besar-besaran di seluruh TPS di Kota Bandung. Gunungan sampah itu mendatangkan masalah lain seperti bau, kotor, dan ancaman penyebaran penyakit serta gangguan lalu lintas, karena sebagian jalan tertimbun sampah.

"Lebih parah lagi ketika hujan turun, tumpukan sampah terbawa aliran, mengotori daerah sekitarnya dan menimbulkan genangan air kotor akibat sampah yang larut. Berangkat dari itulah kami bersama teman-teman mahasiswa menggagas gerakan ini," kata Yussy.

Diharapkan dengan gerakan ini masyarakat Kota Bandung lebih bertanggungjawab terhadap pengelolaan sampah. "Pengelolaan itu, tidak sampai TPA sampah, di TPS masing-masing juga sudah cukup," katanya.

Perlu karung

Disebutkan pula, GMPL bersama mahasiswa akan terus melakukan aktivitas sejenis, bahkan pekan depan sudah dijadwalkan melakukan mobilisasi warga dalam jumlah banyak. "Minggu depan kami akan lebih menyentuh pemerintahan paling bawah, yaitu RT dan RW. Diharapkan mereka ikut berpartisipasi mengelola sampah minimal di TPS mereka sendiri," ujar Yussy.

Hal yang paling mendesak untuk menanggulangi sampah di TPS-TPS, lanjur Yussy, adalah penyediaan karung. Karena dengan pengarungan, sampah bisa dipilah dan tidak tercecer. "Jadi tidak hanya tenaga, juga dibutuhkan dana untuk membeli karung. Mudah-mudahan saja ada dermawan yang akan menyumbang karung dan disampaikan ke Kopertis Wilayah IV."

Dari hasil pengamatan GMPL, di beberapa TPS sudah muncul dampak sosial akibat sampah yang kian menggunung. Di TPS Jln. Puter, misalnya, masyarakat sudah mengeluhkan dan merasa terganggu bau sampah, lalat, dan belatung. "TPS sampah di Kota Bandung saat ini prototipe TPA Leuwigajah. Seolah Leuwigajah pindah ke TPS masing-masing dan dampaknya sudah terasa sekarang," katanya. (A-113)***



Post Date : 14 Maret 2005