Mata Air Tak Lagi Berair

Sumber:Koran Jakarta - 13 Juli 2009
Kategori:Kekeringan

Sudah umum diketahui kalau Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, identik dengan kekeringan. Saking sedikitnya pasokan air bersih di sana, jangankan untuk mandi, untuk minum saja masyarakat setempat kesulitan untuk mendapatkannya.

Kondisinya semakin kritis saat puncak kekeringan datang. Seperti halnya yang terjadi sekarang ini, saat musim kemarau tiba. Warga di tujuh kecamatan di Gunung Kidul, yaitu Rongkop, Panggang, Girisubo, Tepus, Tanjungsari, Gedangsari, dan Ngawen tengah kesulitan air bersih.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, tentu saja warga tidak bisa mengandalkan air permukaan atau air tanah. Oleh karenanya, tidak heran jika mereka membeli air bersih dari penjual air keliling. Yasin Effendi, warga Desa Karangwuni, Kecamatan Rongkop, mengatakan persediaan air di bak penampungan milik warga saat ini semakin menipis.

Sementara itu, beberapa sumber air atau mata air di wilayah setempat pun mulai mengering bahkan tidak lagi mengeluarkan air. Mereka pun terpaksa membeli air dari penjual air swasta.

"Harga air antara 120 ribu hingga 160 ribu rupiah per tangki kapasitas 5.000 liter. Air akan diantar sampai ke rumah warga," kata Yasin. Menurut dia, air bersih sebanyak satu tangki bisa mencukupi kebutuhan satu keluarga yang beranggotakan lima orang. Air sebanyak itu biasanya bisa dipakai untuk persediaan selama satu setengah bulan.

Tidak berbeda jauh dengan Yasin, Fian Darmawan, warga Desa Kemiri, Kecamatan Tepus, pun membeli air bersih dari penjual air keliling untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Menurut Fian, sejak dua pekan terakhir, warga di daerahnya terpaksa membeli air bersih dari penjual air. "Kami terpaksa membeli air bersih karena persediaan telah habis. Sumber air dari sendang atau telaga yang ada di berbagai desa mulai mengering,” katanya. Meski ada sedikit air di telaga yang tersisa, menurut Fian, air itu tidak bisa dikonsumsi karena keruh.

Selain dari penjual air keliling, untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga juga mengajukan permintaan bantuan air kepada Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. "Masyarakat yang membutuhkan bantuan air melapor kepada pemerintah desa atau kecamatan, kemudian diteruskan ke pemerintah kabupaten guna memperoleh pasokan air secara gratis," kata Syamsul Bahri, Kepala Bidang Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Gunung Kidul.

Lebih lanjut Syamsul memaparkan selain Dinas Sosial, pemerintah kecamatan yang telah memiliki mobil tangki air juga siap memasok air bersih ke penduduk di wilayah-wilayah kekeringan di Gunung Kidul. Untuk keperluan itu pemerintah kabupaten menyediakan dana sebesar 450 juta rupiah yang diharapkan bisa mengatasi problem kekurangan air bersih di sebagian wilayah Gunung Kidul.

Berdasarkan data tahun 2008, di Kabupaten Gunung Kidul terdapat 13 kecamatan yang rawan air bersih, terutama saat musim kemarau. Sebagian besar wilayah yang dilanda kekeringan berada di bagian selatan. Untungnya, sejak adanya program pemberian air bersih dari pemerintah setempat yang kemudian dikelola oleh masing-masing kecamatan, kesusahan warga akan suplai air bersih mulai berkurang. Mereka tidak perlu lagi mengantre berjam-jam lamanya hanya untuk mengambil beberapa jeriken air dari sumber air. YK/L-2



Post Date : 13 Juli 2009