MCK Plus Plus dari BEST

Sumber:Detikcom - 20 Maret 2007
Kategori:Sanitasi
Jakarta - Bukan tarif hotel berbintang saja yang bisa plus plus. MCK juga bisa. Tempat mandi, cuci, kakus ini merupakan terobosan baru. Seperti apakah?

Air adalah sumber kehidupan. Tanpa air, kita pasti tidak akan mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari. Namun, bagaimana jika air yang tiap hari kita konsumsi mengandung bakteri yang berasal dari tinja?

Ini mungkin saja terjadi. Sebab, 80 persen air di Jakarta dan kota-kota besar pada umumnya telah terkontaminasi bakteri bernama eschericia coli alias E.Coli itu.

Atas dasar fenomena inilah, Bina Ekonomi Sosial Terpadu (BEST), sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang concernterhadap kebersihan sanitasi lingkungan, membuat terobosan baru dengan membuat MCK plus plus di Kabupaten Tangerang, Banten.

MCK ini disebut plus plus, karena selain terbebas dari E.Coli, tinja yang dihasilkan dari MCK tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan rumah tangga.

Bio gas yang dihasilkan dari tinja yang telah ditampung dalam suatu tempat, bisa dimanfaatkan untuk memasak air, merebus mie, menyeduh kopi, dan berbagai keperluan lainnya.

"Di Tangerang, BEST punya 26 unit MCK plus plus. Di Surabaya ada 6 unit, dan di Bogor ada 1 unit," urai Direktur BEST Hamzah Harun Al Rasyid saat diwawancarai detikcom di lokasi MCK plus plus di kelurahan Jatake, Kecamatan Jatiuwing, Tangerang, Banten, Selasa (20/3/2007).

Menurut Harun, dibuatnya MCK plus plus ini dilatarbelakangi oleh terjadinya kekurangan air bersih di Tangerang. "Apalagi di sini banyak pabrik-pabrik," katanya.

Harun menambahkan, tiap MCK terdiri dari 6 kamar mandi dan 6 kamar buang air besar. Warga yang ingin memanfaatkan MCK plus plus hanya membutuhkan Rp 300 untuk buang air kecil/besar, Rp 400 untuk mandi, Rp 1.000 untuk mencuci pakaian.

Tiap MCK yang tersebar di seluruh Kabupaten Tangerang ini diperuntukkan bagi 100 kepala keluarga.

"Lumayan, mas, MCK ini sangat membantu. Apalagi saat musim kemarau. Selain murah, bersih, lokasinya juga strategis, yakni di tengah-tengah perkampungan penduduk yang kumuh, ujar ibu Rika (30), warga sekitar MCK plus plus di Kelurahan Jatake. (anw/sss)



Post Date : 20 Maret 2007