Medan Banjir, 1.200 Rumah Terendam

Sumber:Media Indonesia - 27 September 2004
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
MEDAN (Media): Sekitar 1.200 rumah penduduk di sepanjang bantaran Sungai Deli dan Babura, Medan, Sumatra Utara terendam air, setelah kedua sungai itu meluap. Jalan Sisingamangaraja macet total akibat genangan air setinggi 60 cm di ruas jalan sepanjang 300 meter.

Berdasarkan pemantauan Media di lokasi kejadian, 1.200 rumah warga di bantaran Sungai Deli dan Babura yang terendam air meliputi tiga kelurahan yaitu Kelurahan Sei Mati, Aur, dan Kelurahan Hamdan, Kecamatan Medan Maimon.

Ribuan penduduk membawa anak-anak dan barang yang bisa diselamatkan mengungsi ke rumah-rumah tetangga yang tidak kebanjiran di dataran yang lebih tinggi.

Ketinggian air di tiga kelurahan tersebut hingga pukul 11.00 WIB, mencapai sekitar 1 hingga 2 meter. Hal itu terlihat dengan banyaknya rumah yang terendam hingga mencapai genting. Beberapa penduduk terlihat panik saat menyelamatkan barang berharga yang ada di rumah mereka. Namun, tidak sedikit penduduk yang pasrah tidak dapat menyelamatkan barang-barang yang mereka miliki karena air sungai meluap demikian cepat.

Akhirnya mereka hanya bisa menyelamatkan diri dan keluarganya, termasuk anak-anak yang masih balita. Seorang ibu terlihat mengangkat anaknya di atas kepala, berjalan di genangan air. Sedangkan anak-anak yang lain justru terlihat asyik berenang dan bermain-main dengan teman-temannya.

Bukan hanya rumah penduduk, genangan air juga memasuki dua gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 067092 dan 060788 di Jl Brigjen Katamso, Gang Merdeka, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan, Maimon. Kedua gedung SDN itu terendam air setinggi satu meter. Untungnya, bencana banjir ini terjadi saat libur sekolah. Namun, diperkirakan banyak buku dan sejumlah catatan administrasi di dua SDN tersebut yang terendam.

Kepala Koordinator Analisa Data dan Perkiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun I Polonia Medan, Firman mengatakan mulai September ke depan intensitas curah hujan di Sumut cenderung meningkat, sehingga perlu kewaspadaan seluruh masyarakat terhadap bencana banjir dan longsor.

Kewaspadaan ini, lanjutnya, terutama warga yang bertempat tinggal di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) karena air hujan biasanya disalurkan, kemudian dibuang ke sungai, sehingga dapat terjadi luapan sebagaimana sering dialami warga di kawasan DAS Deli, Babura, Denai, dan Belawan yang semuanya melintasi Kota Medan.

Terus meningkat

M Yamin, warga Kelurahan Sei Mati menyatakan bahwa peristiwa terendamnya 1.200 rumah penduduk ini terjadi pada Minggu (26/9) sekitar pukul 05.30 WIB, dan terus meningkat hingga siang hari sekitar pukul 12.00 WIB. Dia menambahkan, banjir ini disebabkan banjir kiriman dari daerah hulu, tepatnya di kawasan kaki pegunungan Bukit Barisan, Kabupaten Tanah Karo yang dialirkan melalui Sungai Deli dan Babura.

Menurut dia, banjir kiriman ini diduga akibat penebangan liar (illegal logging). "Ini kan disebabkan cukong kayu yang merusak hutan. Karena itu, saya minta pemerintah baru nanti lebih tegas memberantas perusak lingkungan," ujarnya.

Akibat banjir ini, dia dan warga lainnya meminta perhatian pemerintah bukan hanya dari segi bantuan pangan dan obat-obat yang sifatnya hanya spontanitas dan sementara, melainkan bantuan yang bersifat permanen yakni dengan menghukum perusak lingkungan.

Untuk membantu korban banjir, Lurah Sei Mati Ahmaddin yang ditemui Media di kantornya mengatakan pihaknya saat ini sudah menginstruksikan kepada kepala lingkungan (kepling) dan seluruh warga agar terus meningkatkan kewaspadaan. Di samping itu, pihaknya juga sudah menyediakan bantuan berupa sarana pengungsian, pangan, dan obat-obatan. (UK/N-1)

Post Date : 27 September 2004