Mengangkat Harkat Rumah Sederhana Sehat

Sumber:Kompas - 24 Maret 2005
Kategori:Sanitasi
BERBICARA tentang rumah sederhana sehat atau RSH yang terbayang di benak kita adalah bentuk rumah sempit sekali sehingga susah selonjor. Konotasi tersebut tidak sepenuhnya salah. Untuk mengangkat harkat RSH, arsitek dituntut mengembangkan kreatifitas desain rumah yang menarik dan tetap murah.

Desain sederhana, mudah pemeliharaan, dan perbaikan. Denah ruang terbuka, minimalkan dinding pembatas (ruang terasa lapang), dan penggabungan multifungsi ruang. Taman dan teras depan serta teras belakang (jika ada) dioptimalkan. Teras depan dan carport dijadikan ruang tamu formal, tempat bermain anak-anak, dan parkir kendaraan. Dapur serba praktis. Dapur juga dapat disatukan dengan teras belakang sebagai ruang makan terbuka, ruang keluarga, dan ruang belajar anak, dengan pengaturan waktu berbeda.

Sirkulasi antarruang menyatu dengan aktifitas orang di dalamnya. Ruang berkesan lebih hangat dan akrab. Perluasan ruang imajiner dilakukan dengan membuat pintu dan jendela kaca lebar dan panjang hingga menyentuh lantai, serta dilengkapi dengan lubang angin. Pada bagian atap dapat disediakan skylight dari genteng atau lembaran fiberglass. Bukaan-bukaan ini membuat setiap ruang mendapatkan cahaya alami secara merata (ruang tidak pengap) dan sirkulasi udara segar lebih banyak. Hemat listrik lagi.

Selektivitas perabotan menurut prioritas kebutuhan keluarga dan proporsional dengan luas ruang. Perabotan serbaguna, seperti meja tamu, meja makan, sofa, dipan, bagian bawah bak cuci atau wastafel, dan tangga dapat dilengkapi dengan laci-laci tempat penyimpanan. Semua barang tersimpan rapi dan tersebar sesuai kebutuhan fungsi ruang. Tidak perlu gudang penyimpanan.

KAMAR mandi memerlukan penanganan khusus, seperti utilitas sanitasi, penggunaan perabotan, pemilihan bahan, hingga tema warna yang dipakai. Peranti utama kamar mandi meliputi kloset jongkok, bak mandi atau shower. Bahan lantai dari keramik atau teraso bertekstur kasar agar tidak terpeleset dan berukuran kecil untuk memperluas kesan ruang.

Kamar mandi bernuansa alam dengan desain semiterbuka, bak mandi dari gentong, gayung batok kelapa, dan lantai koral lepas, lubang angin dipasangi glass block (cahaya), dan tirai bambu juga dapat membuat rumah lebih artistik.

Keterbatasan luas ruang kamar mandi mungil dapat dibuat kamar mandi kering yang menggunakan shower box tirai plastik. Kesan ruang akan lebih lega dengan permainan gradasi warna gelap (lantai), sedangkan perabot saniter dan dinding terang (plafon). Plafon harus tinggi (lega). Skylight membantu memasok cahaya alami dan kesegaran udara.

Rumah sehat sangat ditentukan oleh sanitasi lingkungan yang sehat pula. Ketinggian saluran harus cukup, punya bidang rembesan cukup luas terhadap luas lahan bangunan, serta dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah. Septic tank yang dipasang di setiap rumah dengan jarak dekat (kurang dari 10-12 meter) dengan sumber air (pompa tangan atau pompa air) dapat mencemari air tanah dalam jangka waktu lama. Untuk itu perlu diusulkan pembuatan septic tank kolektif dan sumur resapan air di taman-taman lingkungan. Lebih efektif dan efisien, serta lebih sehat lingkungan.

Bahan bangunan harus kokoh dan tahan lama serta sehat (tidak menyebabkan penyakit). Atap asbes masih tidak direkomendasikan oleh para arsitek karena dianggap kurang sehat. Efisiensi dan optimalisasi bahan sangat diperhatikan. Dinding polos (acian atau semen kaprot) atau ekspos bahan (bata, batako) merupakan pilihan yang lumrah asalkan dalam pengerjaannya harus rapi. Pilihlah warna-warna netral atau cenderung cerah (putih dan kombinasinya) agar ruang tetap terasa lapang dan lega, hindari warna-warna gelap yang menekan emosional penghuni.

Kusen, pintu, dan jendela tetap memakai bahan kayu. Namun demikian, kayu yang dipakai harus tahan lama, tidak mudah dimakan rayap, atau keropos terkena cuaca. Luas lahan yang relatif sempit membuat penghuni tidak memerlukan pagar masif, luas lahan terasa sempit, selain itu biayanya relatif mahal. Sebaliknya pagar dari tanaman hidup dapat memberikan kesegaran tersendiri dan produktif.

RSH sebaiknya disiapkan menjadi rumah tumbuh yang memberikan kesempatan kepada penghuni untuk mengembangkan rumah tanpa perlu membongkar rumah, sesuai penambahan anggota keluarga dan/atau kebutuhan ruang. Pembangunan RSH bertingkat dengan memungkinkan pengembangan lantai ke atas, tanpa perlu membongkar atap dan dinding, cukup menambahkan dak dari kayu. Lebih hemat dan efisien.

Keputusan membeli atau membangun sebuah rumah setidaknya harus mempertimbangkan faktor lokasi rumah yang strategis, kemudahan aksesibilitas dan transportasi umum dari dan ke tempat tujuan rutin (kantor, sekolah, pasar). Penyediaan jalur pejalan kaki dan bersepeda mendorong warga menggunakan kendaraan pribadi seefisien mungkin. Suasana teduh dengan pohon rindang, bentuk topografi alam, tersedia taman lingkungan dan lapangan olahraga dengan desain menarik. Ketersediaan dan kualitas air minum, air diperoleh dari PAM, pompa tangan atau pompa mesin. Pengelolaan dan pengangkutan sampah dikelola sendiri atau disediakan penampungan sementara.

Dengan desain RSH yang kreatif, berbiaya murah, cepat, dan ramah lingkungan, RSH dapat tampil menawan bersaing dengan gaya rumah lainnya, dan akan tetap menjadi pilihan sebagian besar masyarakat umum.

NIRWONO JOGA, Arsitek

Post Date : 24 Maret 2005