Mengenali Berbagai Penyakit di Saat Banjir

Sumber:Media Indonesia - 11 Februari 2004
Kategori:Banjir di Jakarta
ADA sejumlah penyakit yang akrab dengan banjir. Dengan mengenali penyakit-penyakit berikut ini, diharapkan para warga, khususnya yang berada di lokasi langganan banjir, akan lebih mampu untuk mengantisipasi atau bahkan memberi pertolongan kepada masyarakat lingkungannya yang kebetulan terkena penyakit tersebut.

Leptospirosis. Penyakit leptospirosis, misalnya, tergolong penyakit menular yang penanganannya juga bisa dilakukan puskesmas. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan infeksi bakteri leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama lebih kurang satu bulan. Tapi dalam air laut, air selokan, dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati.

Penularannya melalui hewan tikus, sapi, kambing, kuda, domba, babi. Penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi. Gejala leptospirosis antara lain demam tinggi disertai menggigil, malaise (lesu dan lemah), muntah, konjungtivitas (radang mata), dan rasa nyeri otot, betis, punggung. Gejala ini terlihat empat sampai sembilan hari.

Pencegahannya, harus berhati-hati dengan urine tikus, tutup rapat-rapat penampungan air, dan hindari pencemaran oleh tikus. Pengobatan dini sangat menolong karena bakteri leptospira mudah mati dengan antibiotik yang banyak tersedia di apotek. Misalnya, penicilin serta turunannya (amoxyline), atreptomycine, tecracyline, dan erytromicine. Kemudian, segera berobat ke puskesmas terdekat.

Diare. Penyakit diare adalah penyakit buang-buang air bersih, yang bisa lebih tiga kali dalam sehari, yang disertai darah dan lendir, muntah, panas, serta badan lesu. Tanda-tanda diare, buang air, muntah, badan lesu dan lemah, tidak nafsu makan, mata cekung, bibir kering, kejang, dan panas.

Pencegahan diare: cucilah tangan sebelum makan dan minum, bersihkan jamban, tutuplah makanan rapat-rapat, dan beri ASI pada balita.Demam berdarah. Demam berdarah adalah penyakit demam disertai pendarahan di bawah kulit, selaput hidung dan lambung yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui nyamuk aedes aegypti. Tanda-tanda demam berdarah, mendadak panas tinggi dua sampai tujuh hari, tampak bintik merah pada kulit, terkadang terjadi perdarahan di hidung, mungkin terjadi muntah atau buang air besar disertai darah, dan terasa nyeri di ulu hati.

Bila sudah parah, penderita gelisah, tangan dan kakinya dingin serta berkeringat. Dalam beberapa hari saja keadaan penderita bisa parah, dan dapat menyebabkan kematian. Pertolongan pertama pada penderita demam berdarah, beri minum sebanyak mungkin, kompres dengan air es, beri obat turun panas, segera bawa ke dokter atau rumah sakit.

Pencegahannya, keringkan genangan air, tutup rapat tempat penampungan air, singkirkan gantungan-gantungan baju, bersihkan sampah yang bisa menimbulkan genangan air, taburkan bubuk abate pada penampungan air yang sulit dibersihkan, jaga kebersihan diri, rumah, serta lingkungan.

ISPA. ISPA adalah penyakit infeksi akut pada saluran pernapasan atas karena masuknya kuman mikroorganisme (bakteri dan virus) ke dalam organ saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari. Pencegahannya adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta peningkatan gizi pada balita.

Pengobatannya, pasien harus segera berobat ke puskesmas atau dokter terdekat untuk mendapatkan antibiotik.

Puskesmas

Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. Termasuk dalam menangani masalah penyakit-penyakit akibat banjir.

Semua kecamatan di Provinsi DKI Jakarta masing-masing telah mempunyai sebuah puskesmas kecamatan. Sedangkan pada 267 kelurahan terdapat 289 puskesmas kelurahan. Ini berarti ada kelurahan yang punya lebih dari satu puskesmas kelurahan, dan 13 kelurahan yang belum punya puskesmas. Selain itu juga masih terdapat 52 rumah bersalin.

Sesuai komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan berbagai jenis pelayanan --termasuk pelayanan kesehatan ke arah pelayanan prima-- maka berdasarkan SK Gubernur No 39/Tahun 2000 dan SK Gubernur No 15/Tahun 2001, status puskesmas telah ditingkatkan dan diuji coba menjadi puskesmas unit swadana daerah.

Dalam rangka Laporan Pertanggung Jawaban Gubernur tahun 2000, maka Gubernur menyatakan bahwa puskesmas mulai memberikan pelayanan siaga 24 jam. Hasil dari peningkatan pelayanan ini, sampai akhir 2003, empat puskesmas telah berhasil meraih sertifikasi ISO 9001-2000.

Pelayanan 24 jam sehari terdiri dari unit siaga 24 jam, dan rumah bersalin. Puskesmas juga menangani pengobatan penyakit yang timbul di masa banjir dan pascabanjir. Antara lain leptospirosis, diare, demam berdarah, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Untuk unit siaga 24 jam, pelayanan dilaksanakan setiap hari 24 jam, oleh dokter puskesmas. Pelayanannya meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan, gawat darurat, dan rujukan.

Untuk rumah bersalin, pelayanan dilakukan setiap hari 24 jam, dengan layanan kunjungan dokter spesialis kandungan dan kebidanan sesuai jadwal. Juga melayani tubektomi dan vasektomi (operasi steril wanita dan pria) dengan perjanjian kesediaan pasien terlebih dulu.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Jl Kesehatan No 10 Jakarta Pusat, telp: 34835118. (RO/S-2)

Post Date : 11 Februari 2004