Merana, Korban Musibah Reo di Flores

Sumber:Kompas - 13 Februari 2004
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Kupang, Kompas - Para korban musibah banjir bandang di Reo, Kecamatan Reo, Kabupaten Manggarai di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, saat ini memerlukan perhatian serius karena kondisinya merana. Seluruh pakaian, bahan makanan, dan peralatan dapur telah hanyut bersama bangunan rumah mereka. Demikian juga anak sekolah kehilangan buku pelajaran dan seragam sekolah.

"Bantuan yang tiba masih sangat terbatas. Sementara itu, jumlah korban yang sakit, terutama balita dan anak-anak, semakin banyak. Anak-anak sekolah juga masih trauma dan mereka semuanya kehilangan pakaian seragam, buku pelajaran, dan seluruh perlengkapan sekolah lainnya," tutur Camat Reo Yoseph Unus melalui telepon, Kamis (12/2).

Keterangan yang diperoleh dari Reo menyebutkan, sekitar 200 anak bayi dan balita menderita sakit dan telah berobat di pos pelayanan kesehatan korban banjir. Bahkan, sekitar 90 bayi dan balita di antaranya dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Reo. "Sebenarnya tidak hanya bayi dan balita, korban yang lain juga banyak jatuh sakit," ujar Unus.

Dia menyebutkan, bantuan yang diterima saat ini sangat terbatas, entah itu bantuan makanan, pakaian, obat-obatan, maupun buku pelajaran. Bantuan yang diterima dari Pemerintah Provinsi NTT berupa lima ton beras dan uang Rp 10 juta, dari Keuskupan Ruteng enam ton beras, dan swasta lainnya beras sekitar 15 ton, sarung, serta mi instan, namun belum mencukupi kebutuhan.

Banjir bandang yang melanda Reo ini terjadi pada Selasa pekan lalu sekitar pukul 23.30 dan menyebabkan tiga orang tewas. Unus menjelaskan, sebanyak 3.541 jiwa menjadi korban, di antaranya 1.189 murid sekolah TK hingga SLTA. Total kerugian material sekitar Rp 3,4 miliar.

Asisten Bidang Sosial Pemerintah Provinsi NTT dr Husein Pancratius menyatakan, bantuan untuk korban banjir Reo sudah diberikan oleh Pemprov NTT, tetapi kalangan yang tergerak hati untuk membantu masih terbatas. Dia melukiskan kondisi para korban yang paling menderita, selain kehilangan rumah, pakaian, dan makanan, juga gangguan psikis.

Husein menjelaskan, saat ini ada tiga kelompok korban yang membutuhkan bantuan. Pertama, korban yang kehilangan rumah tinggal, sekitar 60 keluarga yang rumahnya hanyut dan roboh. Selain memerlukan pakaian dan makanan, mereka juga butuh bahan bangunan rumah.

"Kelompok lain, ada 727 rumah yang terendam banjir. Meski rumah mereka relatif masih baik, bahan makanan dan pakaian sudah tidak punya. Bantuan yang diharapkan berupa pakaian dan bahan makanan. Kelompok terakhir, anak-anak sekolah yang membutuhkan buku pelajaran dan perlengkapan sekolah lainnya," ujar Husein. (cal)

Post Date : 13 Februari 2004