Meski Dilanda Banjir, Penebangan Liar Jalan Terus

Sumber:Kompas - 18 Januari 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Pontianak, Kompas - Meski sebagian permukiman warga beberapa kabupaten di Kalimantan Barat dalam dua pekan terakhir dilanda banjir, penebangan liar terus berlangsung. Keadaan ini justru memudahkan pengangkutan kayu tebangan tersebut dari hutan melalui sungai-sungai kecil dan masuk ke sungai-sungai besar untuk dibawa ke penampungan atau langsung ke tempat penggergajian kayu (sawmill) terdekat yang ada di daerah tersebut tanpa banyak menarik perhatian.

Pemantauan Kompas di Kabupaten Pontianak pada Senin (17/1) di Kecamatan Mempawah Hilir, misalnya, raungan mesin gergajian memotong kayu-kayu terdengar keras dari sawmill yang ada. Sementara di pinggir jalan utama yang menuju Dusun Sebukit Rama terdapat tumpukan-tumpukan balok kayu olahan dan batang pohon cerucuk, yakni kayu yang biasa digunakan untuk tiang-tiang penyangga membuat bangunan ditempatkan di pinggir-pinggir jalan.

Keterangan yang dihimpun menyebutkan, kayu-kayu dan pohon-pohon itu mereka dapatkan dari hasil penebangan di daerah perbatasan wilayah Kabupaten Pontianak, Bengkayang, dan Landak. Kayu-kayu itu mereka angkut dari hutan dengan menggunakan sepeda yang sudah dimodifikasi dan kemudian dibawa ke daerah hulu Sungai Mempawah. Dari daerah itulah mereka kemudian membawa sebagian ke Desa Pasir dan ke Kota Mempawah untuk dijual. Kayu cerucuk dijual per batang berkisar Rp 1.000 sampai Rp 1.500.

Dari beberapa kabupaten di wilayah utara Kalbar yang berbatasan wilayah Sarawak, Malaysia, dilaporkan, selain melalui sungai, kegiatan pengangkutan kayu hasil penebangan liar juga terus berlangsung dengan kendaraan truk.

Dari Kabupaten Sanggau misalnya dilaporkan, pihak Kepolisian Resor (Polres) Sanggau pada Sabtu (15/1) pekan lalu menangkap iring-iringan lima truk bermuatan kayu olahan sebesar 20 meter kubik lebih di daerah Simpang Tanjung, sekitar 200 kilometer utara Kota Pontianak. Kayu itu dibawa dari daerah Kecamatan Beduai menuju Kota Pontianak.

Menutup jalan

Bupati Sanggau Yansen Akun Effendi, Senin, telah memerintahkan menutup jalan arteri sepanjang tiga kilometer yang menghubungkan Kabupaten Sanggau dan Sekadau. Penutupan itu dilakukan karena terjadi longsor sepanjang 10 meter yang membuat jalan provinsi itu nyaris putus.

Sementara beberapa warga Desa Pasir, Kabupaten Pontianak, mengungkapkan, banjir yang menggenangi daerah itu sebenarnya terjadi dalam sebulan terakhir. Sebelum banjir yang mencapai ketinggian satu hingga dua meter dalam dua pekan terakhir, dua pekan sebelumnya banjir juga sudah terjadi tetapi hanya tidak mencapai lantai rumah.

Selain sebagian daerah perbukitan yang ada di desa yang terletak sekitar 70 kilometer utara Kota Pontianak ini banyak gundul dan hutannya habis dibabat, juga sistem drainase di desa yang dihuni sekitar 1.000 keluarga ini juga sudah banyak tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini membuat beberapa areal persawahan dalam beberapa tahun terakhir tidak bisa mereka olah karena terus terendam air.

Gubernur Kalbar Usman Jafar saat berkunjung ke lokasi banjir di Kecamatan Mempawah Hilir pekan lalu juga mengakui banjir yang melanda sebagian wilayah Kalbar sangat sulit diatasi karena kebanyakan daerah yang terendam sudah tidak berhutan lagi. Keadaan ini terutama terjadi pada banyak daerah aliran sungai (DAS) yang ada di daerah ini. Karena itu, DAS di Kalbar menjadi prioritas untuk mendapat program penghutanan kembali.

"Selain perlu perbaikan saluran air dan infrastruktur lainnya, yang kami lakukan sekarang adalah menghutankan kembali daerah-daerah aliran sungai yang sudah tidak berhutan lagi," kata Usman Jafar.

Tahun 2004 Kalbar mendapat bantuan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan melalui APBN untuk 15.000 hektar dengan dana yang disediakan sekitar Rp 46,8 miliar untuk delapan kabupaten. Kalbar dalam lima tahun mendatang akan melakukan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan sekitar 137.000 hektar. Dana pengembalian kerusakan hutan ini dilakukan melalui Dana Alokasi Khusus Dana Reboisasi 40 persen.(FUL)

Post Date : 18 Januari 2005