Meski Hujan Turun, PLTA Riam Kanan Masih Kritis

Sumber:Kompas - 24 Desember 2004
Kategori:Drainase
Banjarmasin, Kompas - Pembangkit Listrik Tenaga Air Riam Kanan di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, hingga kini masih mengkhawatirkan karena debit air dari Waduk Riam Kanan masih belum memadai. Debit air relatif masih tidak berubah meskipun dua hari lalu sempat turun hujan.

Ketinggian muka air waduk masih berada pada kisaran ambang batas kritis, yaitu 52,63 meter. Padahal, pembangkit listrik itu diharapkan bisa bekerja optimal menyusul robohnya menara transmisi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asam-Asam di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, yang mengakibatkan pembangkit terbesar di Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Tengah (Kalteng) itu lumpuh.

General Manager PT PLN Wilayah Kalsel dan Kalteng Purnomo Willy di Banjarmasin, Kamis (23/12), mengatakan, walaupun turun hujan sekali selama satu jam dua hari lalu, debit air relatif stabil. "Sekarang bahkan debit air terus turun," katanya.

Purnomo merasa heran, di kabupaten tetangga, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Utara, sudah turun hujan dan mengakibatkan banjir, tetapi kawasan Riam Kanan belum diguyur hujan. "Kemarin saya lihat di arah hilir mendung sudah tebal, tetapi ke arah hulu Riam Kanan terlihat bersih," katanya.

PLN sempat menggelar shalat istiqa (salat meminta hujan) di daerah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Riam Kanan bersama jemaah pondok pesantren terdekat. Selain dengan doa, PLN memastikan akan membuat hujan buatan. "Sampai sekarang masih disiapkan bersama BPPT. Persiapannya butuh waktu lama sehingga baru Januari 2005 bisa dilakukan hujan buatan," kata Purnomo.

Ditanya bagaimana jika Januari nanti sudah turun hujan, Purnomo mengatakan, hujan buatan tetap akan dilakukan untuk mengonsentrasikan turunnya hujan di daerah PLTA Riam Kanan.

PLTA Riam Kanan memiliki tiga turbin dengan kapasitas terpasang masing-masing 10 MW. Saat ini pada siang hari PLTA harus menghemat air dan hanya memutar satu turbin yang menghasilkan daya 5 MW dari seharusnya tiga turbin yang menghasilkan 29 MW. Pada malam hari kembali bisa dioperasikan tiga turbin yang menghasilkan daya 18-20 MW.

Bukan PLTA Riam Kanan saja yang bermasalah. Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Banjarmasin dengan kapasitas 20 MW juga tidak bisa beroperasi. Sedangkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) 3 MW di Banjarmasin yang biasa dibeli PLN juga masih dalam perbaikan.

Dengan demikian, menurut Purnomo, Kalsel dan Kalteng saat ini hanya memiliki pembangkit-pembangkit kecil yang jika dihitung efektif 105 MW, sementara beban puncak pada malam hari mencapai 220 MW. Pembangkit yang masih hidup itu berasal dari PLTA Riam Kanan (5 MW-20 MW) dan PLTD Trisakti Banjarmasin (50 MW).

Disusul pembangkit swasta yang disewa PLN, dua unit di Banjarmasin (11 MW) dan satu unit di Tanjung Kabupaten Tabalong (5 MW). Adapun pembangkit swasta yang dibeli ada satu unit, yaitu di Banjarmasin dengan daya 10 MW. Sisanya, 15 MW, merupakan gabungan PLTD kecil yang tersebar di kabupaten/kota seluruh Kalsel dan Kalteng. (AMR)

Post Date : 24 Desember 2004