Minum Air Berlebihan Tak Baik untuk Lansia

Sumber:Suara Pembaruan - 24 Desember 2008
Kategori:Air Minum

[JAKARTA] Mengonsumsi banyak air putih sangat baik untuk kesehatan, setidaknya dua liter per hari. Namun, hal ini tidak berlaku pada usia lanjut (lansia) atau usia 60 tahun ke atas, karena konsumsi air yang tinggi justru mengakibatkan hiponatremia.

Hiponatremia, menurut spesialis penyakit dalam dari Siloam Hospital, dr Parlindungan Siregar, merupakan gangguan elektrolit atau gangguan kadar garam di dalam darah, di mana konsentrasi sodium (natrium) dalam plasma rendah. Perubahan fisiologi pada usia lanjut yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air dan natrium mudah terjadi.

Perubahan itu antara lain, penurunan volume air tubuh total, penurunan laju filtrasi, glomerulus, penurunan kemampuan pemekatan urine, peningkatan kadar hormon antidiuretik (ADH) dalam plasma, peningkatan kadar atril natriuretic peptide (ANP), penurunan kadar aldosteron, penurunan kepekaan pusat rasa haus, dan kemampuan bersihan air.

"Kalau ditotal, perubahan ini sifatnya menahan air dan menyebabkan garam dari tubuh lansia keluar lebih banyak daripada orang yang belum lansia, sehingga lansia sangat rentan hiponatremia. Kadar natrium yang normal dalam tubuh 135-140 meq/L. Jadi, hiponatremia berarti lebih rendah dari itu," ujar Staf Divisi Ginjal Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Masalah hiponatremia, menurut anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini, sangat penting untuk ditanggulangi. Jika tidak, akan menimbulkan beberapa komplikasi seperti edema otak. Jika berlanjut bisa mengakibatkan kerusakan jaringan otak yang menetap. Hiponatremia kronis ringan juga bisa berisiko patah tulang pada lansia karena kesadaran menurun. "Gejala ringannya adalah ngantuk, lemas-lemas, dan pada saat seperti ini seorang lansia mudah sekali jatuh dan itu berisiko patah tulang. Kalau sudah berat, gejalanya bisa kejang-kejang sehingga menyebabkan kerusakan otak permanen," tambah.

Kontrol Asupan Air

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 31 lansia di Panti Werdha Jakarta selama 2 minggu, ditemukan asupan air yang terlalu banyak merupakan pemicu tersering terjadinya hiponatremia, yakni 78 persen. Untuk itu, dia menyarankan, pada usia lanjut sebaiknya mengontrol asupan air ke dalam tubuh. Jumlah air yang cukup dan optimal untuk lansia adalah 1.000 mL/24 jam, terdiri dari air minum dan kuah makanan.

"Jumlah ini sudah optimal dan seimbang. Tidak menyebabkan kekurangan air dan tidak menjadikan dia hiponatremia. Biasanya, anak-anak berpikir untuk memberikan orangtua banyak air supaya lebih sehat, padahal itu tidak baik," lanjut ketua seksi pendidikan Perhimpunan Nefrologi Indonesia ini.

Dari penelitian itu terbukti bahwa asupan air 1.000 mL/24 jam adalah jumlah optimal untuk tidak menimbulkan penurunan natrium. "Saya menggunakan parameter fungsi ginjal yakni, antara urea dan kreatinin. Ternyata dari survei itu, rasio urea dan kreatininnya di atas 20, jadi tidak kekurangan air," katanya.

Anggota Persatuan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) ini, tertarik melakukan penelitian ini karena belum ada penelitian yang menetapkan volume air optimal untuk individu usia lanjut. Hasil survei ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi masyarakat awam dan dokter di layanan primer untuk merawat para lansia lansia. [DMF/L-8]



Post Date : 24 Desember 2008