Modifikasi Cuaca untuk Mengatasi Krisis Air

Sumber:Kompas - 29 Agustus 2008
Kategori:Kekeringan

Jakarta, Kompas - Kelangkaan hujan dan rendahnya curah hujan di Indonesia menyebabkan menurunnya tinggi muka air di beberapa waduk, antara lain, di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Kondisi krisis air bahkan telah melanda Danau Maninjau dan Singkarak yang berada di Sumatera Barat. Kondisi tersebut mengancam terjadinya pemadaman listrik pada bulan September saat sebagian masyarakat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Oleh karena itu, ujar Kepala Unit Pelaksana Teknik Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (UPT HB-BPPT) Samsul Bahri, Kamis (28/8), mulai awal September mendatang pihaknya akan melaksanakan modifikasi cuaca atas permintaan PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, yang mengelola dua waduk tersebut.

”Untuk itu telah dilaksanakan evaluasi kondisi cuaca di kawasan tersebut,” tuturnya.

Selain itu, UPT HB-BPPT sejak awal Agustus telah melakukan operasi hujan buatan untuk mengisi waduk di Soroako, Sulawesi Selatan. Waduk tersebut digunakan untuk membangkitkan listrik bagi industri nikel di daerah tersebut.

Dalam musim kemarau, ancaman lain yang dihadapi adalah kabut asap. Saat ini telah ada permintaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk mengatasi kabut asap akibat kebakaran lahan di Riau. Permintaan itu kini tengah diproses.

Evaluasi cuaca

Di sela acara seminar ”Peranan TMC dalam Mendukung Program Ketahanan Pangan dan Energi di Indonesia”, Kamis di Jakarta, Kepala BMG Sri Woro B Hariyono mengatakan, pada musim kemarau tahun ini beberapa wilayah khususnya di Pulau Jawa mengalami curah hujan relatif kurang, bahkan sedikit di bawah nilai rata-ratanya.

Selain Jawa, wilayah Indonesia bagian selatan lainnya, yaitu Lampung, Bali, dan kawasan sekitar Nusa Tenggara, juga curah hujannya rendah sehingga mengakibatkan kekeringan, baik ringan, sedang, maupun berat.

Kekeringan yang melanda sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan juga menimbulkan kebakaran lahan dan kabut asap tebal. Namun, dari hasil pantauan, jumlah titik panas akibat kebakaran lahan di kedua wilayah itu tidak sebanyak pada musim kemarau 1997 yang lintasan asapnya hingga ke negara tetangga, Malaysia dan Singapura. (YUN)



Post Date : 29 Agustus 2008