Muara Angke Lumpuh

Sumber:Suara Pembaruan - 14 Juni 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
[JAKARTA] Ribuan rumah nelayan di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, terendam banjir akibat gelombang pasang sejak Rabu (13/6) malam hingga Kamis (14/6) siang. Banjir mengakibatkan listrik padam di seluruh kawasan Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, sejak Rabu pukul 23.00 WIB. Akibatnya, aktivitas pengelolaan ikan dan pelabuhan di daerah itu terhenti total. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Kendati demikian, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menganggap gelombang di Muara Angke termasuk kategori aman. Gelombang laut masih di kisaran satu meter, dan dipastikan hingga akhir minggu ini tidak akan ada pasang yang tinggi.

Ahmadi, salah seorang nelayan di RT 01 di Kelurahan Pluit menuturkan, gelombang pasang datang secara tiba-tiba pada Rabu sekitar pukul 21.00 WIB. "Kita sangat kaget karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Akibatnya kegiatan penjemuran ikan ter-ganggu," ujarnya.

Berdasarkan pemantauan SP, hingga Kamis siang air sudah mulai surut dengan ketinggian sekitar 50-70 cm. Pada Rabu malam, ketinggian air dilaporkan mencapai 2 meter.

Sebagian warga terlihat sibuk mengangkat perabot rumah tangga yang terendam. Beberapa di antaranya meneruskan menjemur ikan asin, mengingat cuaca yang terik dan air pasang mulai surut.

Di bagian lain, warga masih sibuk membereskan permukiman mereka. Beberapa anak terlihat asyik bermain dan mandi di genangan air. Sementara sejumlah istri nelayan mencuci pakaian di genangan air laut yang keruh.

Ketua RT 011, Suheri alias Ompong, mengharapkan pemerintah dapat mengatasi persoalan banjir yang selama ini rutin dihadapi nelayan di Muara Angke. Dia juga menuntut janji Menteri Kelautan dan Perikanan yang baru meninjau ke permukiman mereka, untuk membangun dam.

Dia mengaskan, penduduk tidak mengharapkan bantuan sembako. "Yang penting itu pemerintah bisa mengatasinya. Kami juga minta para calon gubernur datang ke tempat ini dan harus punya komitmen untuk mengatasi persoalan banjir akibat pasang yang dihadapi nelayan ini," pintanya.

Menurut Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke, Riadi, genangan air yang terjadi disebabkan jebolnya tanggul sepanjang sekitar 40 meter, yang selama ini mengelilingi kawasan tersebut.

Dia mengungkapkan, dari rencana pembangunan tanggul sepanjang 931 meter, hingga kini masih belum terbangun 257 meter. "Selama dua bulan terakhir, air pasang terlalu tinggi. Sementara permukaan air laut sudah mencapai ketinggian yang sama dengan. Akibatnya, ya seperti ini," katanya.

Kategori Aman

Sementara penduduk di Muara Angke bergelut dengan banjir akibat air pasang, BMG menyatakan gelombang di wilayah itu termasuk kategori aman. Bahkan BMG menegaskan, hingga akhir minggu ini tidak akan ada pasang dan gelombang yang tinggi. Ketinggian gelombang masih berkisar satu meter.

Menurut petugas BMG Bagian Maritim, Subekti Mujiasih di Jakarta, Kamis (14/6), berdasarkan data yang dimiliki BMG, pantai sepanjang Muara Angke hingga Laut Jawa tidak akan muncul gelombang pasang tinggi.

"Hal itu berbeda dengan pantauan kami di pantai barat Sumatera hingga selatan Jawa, kemudian ke Bali hingga Laut Arafuru, akan ada gelombang tinggi hingga tiga meter. Untuk daerah itu, wisatawan dan nelayan harus berhati-hati, sedangkan kapal besar tidak ada masalah," katanya.[151/A-22]



Post Date : 14 Juni 2007