Muntaber Sudah Renggut Dua Nyawa

Sumber:Pikiran Rakyat - 10 Agustus 2006
Kategori:Sanitasi
SUKABUMI, (PR). Dua warga Desa Caringin, Kec. Cisolok, meninggal dunia dan 30 orang lainnya dirawat di RSUD Palabuhanratu akibat terserang penyakit muntah-muntah dan berak (muntaber). Warga yang meninggal dunia yakni Ny. Oom (50) warga Kampung Caringin dan Eneng (20) penduduk Kampung Linggarjati. Keduanya meninggal dunia sekira 10 hari lalu ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sementara 30 warga lainnya hingga kini masih mendapatkan perawatan yang intensif di RSUD Palabuhanratu.

"Jadi, sudah ada dua orang warga saya yang meninggal dunia karena muntaber. Yang lainnya sekira 30 orang lebih masih dirawat di Rumah Sakit Palabuhanratu. Penyakit muntaber ini kemungkinan besar akibat kondisi lingkungannya yang kurang sehat. Misalnya saja, karena keterbatasan sarana MCK serta pola hidup masyarakat yang kurang sehat. Diperparah lagi, kurangnya pelayanan dan sarana kesehatan yang diberikan Puskesmas pembantu (pustu)," kata Kepala Desa Caringin, Oded Kisofyan , Selasa (8/8).

Berdasarkan data yang tercatat di RSUD Palabuhanratu, jumlah pasien diare pada bulan Juli, terdiri dari anak-anak sebanyak 33 orang dan dewasa 29 orang. Sementara jumlah pasien dalam minggu pertama Agustus kemarin, tercatat 15 orang anak-anak dan tujuh orang dewasa.

"Nah, dari jumlah pasien diare yang dirawat inap, sebagian besar penduduk Desa Caringin, Kec. Cisolok. Namun secara umum, jumlah pasien diare yang dirawat di rumah sakit ini mengalami penurunan. Bahkan hari ini, tinggal satu pasien lagi yang sedang bersiap-siap pulang. Dalam penanganan dan perawatannya, bisa diatasi dalam waktu yang relatif cepat rata-rata 2-3 hari," kata salah seorang petugas survaillance RSUD Palabuhanratu, An-An Nurunnisa, AMKL, Rabu (9/8).

Ia menjelaskan, secara umum diare yang diderita oleh para pasien dinilai tidak terlalu parah. Dalam penanganannya, para pasien cukup diobati dengan pemberian cairan NaCL, semacam cairan oralit. "Rata-rata mereka dirawat inap hanya 2-3 hari, tak ada yang lebih dari itu," tuturnya.

Ditanggapi dingin

Kendati sejumlah pasien diare sudah banyak yang sempat dirawat di RSUD Palabuhanratu, namun sayangnya Kepala Puskesmas Cisolok, dr. Yulianta terkesan menganggap bahwa informasi mengenai menjangkitnya diare, khususnya di Desa Caringin itu, terlalu mengada-ngada. Jangankan warga, pegawai puskesmas saja tak jarang yang terkena diare. Anda juga harus tahu, kriteria dari KLB (kejadian luar biasa) itu apa? Kriteria KLB itu, di antaranya bila di satu daerah penyakit diare itu mengalami peningkatan sehingga membawa malapetaka bagi masyarakat. Jadi, jangan asal main tebak saja bahwa itu adalah KLB. Kalau ada yang batuk, flu, dan diare, belum tentu punya penyakit diare. Benar tidaknya terkena diare itu berdasarkan hasil diagnosis dokter, kami tidak mengurusi hal itu," ucap Yulianta dengan nada sinis dan terkesan arogan menanggapi pertanyaan wartawan mengenai penanganan pelayanan kesehatan puskemas bagi masyarakat yang terkena diare. (A-67).

Post Date : 10 Agustus 2006