Negara G-77 Berhasil Desak Agenda SBI

Sumber:Media Indonesia - 06 Desember 2007
Kategori:Climate
NEGARA Grup 77 (G-77)/China berhasil mendesak lompatan transfer teknologi ke dalam agenda perundingan Subsidiary Body for Implementation (SBI). Hal itu merupakan tindak lanjut keputusan Presiden COP 13 UNFCCC Rachmat Witoelar dalam sidang pleno COP, Senin (3/12), yang diulang kembali oleh delegasi Pakistan, Ketua G-77, dalam perundingan hari ke-2 SBI, kemarin.

Hasil itu ditempuh melalui negosiasi panjang di pembukaan SBI hari ini karena Ketua SBI Bagher Asadi dari Iran sempat menunda pembahasan adopsi agenda ini ke akhir perundingan.

Menurut delegasi Indonesia Mezak Ratag, permintaan agar teknologi transfer juga masuk agenda SBI, karena selama ini hanya ada di SBSTA, menunjukkan desakan agar agenda itu tidak diposisikan hanya sebagai teknis tetapi sudah ke implementasi. "Tiba-tiba ada dua topik yang harus berada di dua tempat dan Pak Rachmat (Presiden COP) setuju, artinya buat negara berkembang ada yang positif dan implikasi kebijakan. Alih teknologi sekarang harus ada implementasinya," komentar Mezak.

Atas desakan China, Pakistan, Arab Saudi, Filipina, dan anggota G-77 lainnya, kejelasan diadopsinya transfer teknologi dalam agenda SBI berhasil disetujui sebelum perundingan berpindah ke isu adaptasi. "Kami ingin contact group untuk agenda teknologi transfer sudah terbentuk sebelum perundingan besok," ungkap Pakistan dalam salah satu desakannya.

Pembahasan tentang transfer teknologi dalam upaya mereduksi emisi akan menjadi lebih praktis dan rinci, seperti teknologi apa saja yang akan ditransfer, siapa yang bertanggung jawab mentransfer, siapa yang akan menerima transfer teknologi tersebut dan apa konsekuensi bagi setiap pihak. Sekretaris Jenderal UNFCCC Yvo de Boer, dalam konferensi pers, kemarin, mengatakan bahwa momentum ini adalah kesempatan bagus bagi negara-negara berkembang untuk berfokus pada kebutuhannya untuk menyejahterakan penduduk tanpa menambah emisi rumah kaca. "Ini adalah langkah kemajuan yang penting saat transfer technology juga dibahas di SBI," kata de Boer.

Sebelumnya, transfer teknologi adalah jatah bahasan Subsidiary Body for Scientific and Technological (SBSTA) yang lebih memberi masukan di tataran sains dan teknis. Sementara itu, SBI adalah badan yang mengurusi implementasi program dan apa-apa saja yang bisa dilakukan setelah pembahasan di SBSTA matang. Ketika transfer teknologi masuk ke bahasan badan yang mengurusi implementasi, komitmen negara-negara industri bisa dipertanyakan dalam sidang forum tersebut.

Anggota tim perunding SABSTA Indonesia dalam COP 13 Armi Susandi menyatakan hal itu akan sangat berarti bagi negara-negara berkembang. "Kalau negara maju meminta kita mengurangi emisi, kita bisa minta ke mereka transfer teknologinya dong," kata Armi, kemarin. (Ccr/Isy/H-1)



Post Date : 06 Desember 2007