Negara Maju Bersikukuh

Sumber:Kompas - 06 Desember 2007
Kategori:Climate
Nusa Dua, Kompas - Sejumlah negara maju menolak keinginan negara-negara berkembang untuk transfer teknologi ramah lingkungan. Keengganan negara-negara maju ini antara lain disuarakan oleh Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat pada Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim di Nusa Dua, Bali.

Negara-negara maju itu antara lain berupaya menghambat pembahasan mengenai bagaimana merealisasikan alih teknologi ini di Badan Pendukung untuk Implementasi (Subsidiary Body for Implementation atau SBI). Pembahasan mengenai masalah ini menghabiskan waktu berjam-jam, Selasa (4/12) hingga malam hari.

Ketua Delegasi Indonesia yang turut mendorong suara G-77 mengenai alih teknologi itu, Emil Salim, menjelaskan, selama ini masalah alih teknologi hanya berada di bawah Badan Pendukung untuk Advis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice) sehingga bentuknya lebih seperti seminar-seminar semata. "Karena itu, kami mendorong alih teknologi itu juga masuk ke SBI hingga ada implementasinya. Tidak hanya omong doang," kata Emil.

Karena itu, menurut Emil, pada sidang pleno Konferensi Para Pihak (Conference of the Parties atau COP)sidang para pihak anggota Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC)pada hari pertama akan diajukan perbaikan agenda, yaitu dengan memasukkan masalah alih teknologi juga di SBI.

Indikasi ketidakmauan

Meena Raman dari organisasi nonpemerintah Friends of Earth International yang tergabung dalam Climate Action Network (CAN) dengan tegas menyatakan, apa yang dilakukan beberapa negara maju itu jelas-jelas menunjukkan ketidakmauan mereka untuk membuat proses negosiasi lebih maju.

"Bagaimanapun kita akan menggerakkan (pembahasan) isu-isu konkret yang mendasar. Sangat sulit untuk memenuhi target operasional apa pun jika teknologi tidak ada, finansial tidak ada, juga pengembangan kapasitas sebagai alat utama juga tidak ada. Padahal, semuanya ada dalam UNFCCC dan juga Protokol Kyoto," ujarnya.

Matthias Duwe, Direktur CAN Eropa, menambahkan, negara sedang berkembang melalui G-77 sebenarnya sudah membuka tangan dan menyediakan diri untuk juga berperan lebih besar dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, sebagaimana disuarakan Brasil, Afrika Selatan, dan China.

Soal alih teknologi, Ketua Delegasi AS Harlan L Watson menjelaskan, teknologi-teknologi bersih itu tidak dimiliki pemerintah, tetapi oleh kalangan swasta, sehingga dalam hal ini sulit bagi pemerintah untuk ikut campur karena di dalamnya terkait masalah hak cipta, paten, dan lain-lain. (OKI/AIK)



Post Date : 06 Desember 2007