Nelayan dan PDAM Jadi Korban Pencemaran

Sumber:Kompas - 08 Maret 2011
Kategori:Lingkungan

Surabaya, Kompas - Nelayan menjadi korban dari pencemaran yang menimpa sungai-sungai di Jawa Timur. Jumlah tangkapan mereka terus menurun, sebab populasi ikan berkurang. Bahkan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya harus mengeluarkan dana Rp 1 miliar per tahun guna memurnikan air Sungai Berantas sebagai air baku.

Sebagian nelayan di Kelurahan Kedungcowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, Senin (7/3), mengaku tak bisa lagi mendapatkan ikan dalam jumlah melimpah. Teluk Madura yang menjadi tempat mereka mencari ikan, kini sepi. ”Tahun 1990-an, kami bisa dapat sekuintal (100 kg) ikan mulai layur hingga batu. Sekarang hanya 10-20 kilogram,” kata Sukra, nelayan Kedungcowek.

Menurut Kasman, nelayan lain, sungai-sungai yang bermuara ke Selat Madura membawa berbagai sampah. Kadang air yang mengalir dari muara berwarna hitam keruh dan berbusa.

Pencemaran juga terjadi di Pelabuhan Perikanan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Kasus ini telah merusak ekosistem laut. Di sana, sejumlah pabrik membuang limbah ke sungai yang bermuara ke selat Bali. Limbah berwarna putih itu disalurkan langsung ke sungai.

Menurut Sukisman, nelayan sekaligus pemilik kapal di kampung nelayan Muncar, limbah buangan pabrik biasanya meninggalkan jejak di perairan. ”Warnanya putih keruh atau hitam. Kadang kami masih mendapatinya di laut sejauh 0,5 mil dari pantai,” ujarnya.

Abdul Rohim Tualeka, peneliti dan pengajar Toksikologi Industri dan Pengolahan Limbah Industri di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya, mengakui pencemaran sungai telah meluas hingga ke laut. ”Ikan-ikan mati, nelayan pun tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Tualeka. (NIT)



Post Date : 08 Maret 2011