Normalisasi Kali Angke Segera Tuntas

Sumber:Republika - 01 Oktober 2004
Kategori:Drainase
JAKARTA -- Masalah yang masih mengganjal tetap menyangkut persoalan pembebasan lahan. Boleh jadi, Kali Angke akan menjadi salah satu contoh sungai di ibu kota yang terbebas dari permukiman liar. Debit airnya pun menurut Kasubdin Pengendalian Sumber Daya Air (PSDA) dan Pantai, Dinas Pekerjaan Umum (DPU Jakarta, I Gde Nyoman Soewandhi, relatif cukup banyak dibanding dua tahun sebelumnya. Perubahan kondisi ini terjadi menyusul normalisasi sungai sepanjang 2,7 km yang dipastikan tuntas tahun ini.

''Normalisasi sungai sudah mencapai 80 persen,'' ujar Nyoman kepada Republika, Kamis (30/9). Nyoman menjelaskan, proyek normalisasi yang menyerap anggaran Rp 106 miliar ini berhasil mengembalikan lebar sungai menjadi 45 meter dari sebelumnya hanya 10 hingga 15 meter. Dua tahun lalu, selain lebarnya sempit, bantarannya juga dipenuhi bangunan liar yang dihuni ribuan jiwa. Kondisi ini menjadikan beban sungai semakin berat karena harus menampung berbagai kotoran limbah rumah.

Lebar Kali Angke saat ini, kata Nyoman, sudah sebanding dengan lebar Kanal Barat yang dibangun sejak jaman kolonial Belanda dulu. ''Lebar sungai seperti itu sekarang sudah bisa dilalui perahu atau motor boat.'' ujarnya. Mengacu site plan, katanya lagi, pada sisi kanan dan kiri sungai ini akan dibangun jalan inspeksi selebar 15 meter. Untuk mempercantik bantaran, pihaknya menyiapkan lahan untuk pembangunan taman kota.

Nyoman tak menampik, proyek normalisasi belum tuntas 100 persen. Masih ada sepanjang 3 km hingga ke muara sungai yang belum bisa dibebaskan karena banyak bangunan liar dibantarannya. ''Kami mengusulkan tahun 2005, sisa sungai itu untuk dinormalisasi,'' katanya sambil mengatakan kemungkinan anggaran yang diperlukan membengkak hingga dua kali lipat dari anggaran saat ini.

Selama pelaksanaan normalisasi Kali Angke, diakui pihaknya mengalami batu sandungan terutama masalah pembebasan lahan. Bahkan di antara beberapa lokasi bermasalah itu, perkaranya ada yang masih nyangkut di pengadilan setempat. Ia mengaku tidak tahu menahu mengenai pembebasan lahan karena merupakan kewenangan pihak Pemkot Jakarta Utara.

Dia berharap proyek normalisasi bisa tuntas secepatnya. Alasannya, selain untuk mengantisipasi banjir, normalisasi ini juga dimaksudkan agar debit air bisa terjaga dengan baik. Lebih dari itu, sungai bisa menjadi sarana transportasi sekaligus pariwisata. Gubernur Jakarta, Sutiyoso malah berharap program normalisasi ini akan menjadi proyek percontohan bagi sungai lainnya. Dia menilai, saat ini kondisi Kali Angke sudah relatif bagus.

Bantaran sungai, terutama memasuki kawasan Jakarta Utara sudah mulai dibersihkan dari permukiman kumuh dan dipasangi sheet pile. ''Saat ini, yang perlu diubah adalah warna airnya,'' kata Sutiyoso. Meski bantaran sungai sepanjang Kali angke sudah bebas permukiman, namun kualitas airnya masih sangat buruk. Selain warnyanya hitam legam dipenuhi sampah, airnya pun menimbulkan bau tak sedap.

Dari pemantauan DPU Jakarta, sungai-sungai yang mengalami pendangkalan dan perlu dinormalisasi yakni Sungai Jati Kramat, Kali Angke, Cakung Drain, Kali Angke Jelambar, Kali Cililitan Besar, Kali Buaran, Kali Petukangan, Cengkarenga Drain, Kali Pesanggrahan, Kali Serua, Kali Mampang, Kali Krukut, Kali Mookervart, Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Lagoa Tirem, dan Banjir Kanal Barat.

Laporan : man

Post Date : 01 Oktober 2004