Nusakambangan Terintrusi Air Laut

Sumber:Suara Merdeka - 04 September 2008
Kategori:Sanitasi

CILACAP- Sumber mata air di Pulau Nusakambangan yang selama ini dimanfaatkan masyarakat Kampung Laut, kini terinstrusi air laut. Akibatnya, air yang keluar berubah rasa menjadi asin.

Padahal selama ini tempat itu menjadi sumber air tawar andalan masyarakat setempat. Terlebih pada saat musim kemarau. Setiap hari puluhan warga mengambil air bersih di tempat itu.

Pengurus Forum Warga Kampung Laut, Sono Keling, Rabu (3/9) mengatakan, meski telah tercampur air laut tapi warga masih tetap mengambil air ke Pulau Nusakambangan.

Sebenarnya warga sudah diingatkan, bahwa sumber mata air tadi sudah terkena instrusi air laut. Namun mereka tetap nekat. ’’Akibatnya, banyak warga yang terkena diare. Saya tak tahu persis berapa jumlah warga yang sakit diare. Tapi yang sakit diare kebanyakan warga Dusun Montehan dan Panikel,’’ kata Sono Keling.

Air Kemasan

Setelah banyak yang terkena diare, warga akhirnya tak lagi mengkonsumsi air dari sumber mata air tersebut. Kini warga terpaksa membeli air minum yang dijual dalam kemasan galon.

Air kemasan tadi hanya digunakan untuk minum dan memasak. Sedangkan untuk mandi dan mencuci pakaian masih menggunakan air yang diambil dari sumber mata air di Pulau Nusakambangan.

Kepala Puskesmas Kampung Laut, Eko Mulyono SKM mengatakan, belakangan ini memang sering ada pasien yang datang berobat karena sakit diare. Rata-rata dari setiap desa ada satu atau dua pasien.

’’Mereka sakit diare karena pengaruh musim kemarau. Pada saat musim kemarau memang banyak vektor pembawa penyakit, terutama lalat. Terlebih di lingkungan yang sanitasinya jelek,’’ katanya.

Para penderita terkena diare karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang kurang bersih. Tapi semua keluhan mereka bisa ditangani. Bahkan sudah bisa disembuhkan.

’’Menurut kami, pasien yang datang berobat dengan keluhan sakit diare masih relatif sedikit. Meski demikian, kami tetap memantaunya. Sampai saat ini, berdasarkan hasil pemantauan kami di desa survelens, tak ditemukan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB),’’ jelas Eko Mulyono.(ag-74)



Post Date : 04 September 2008