|
Padang, Kompas - Hujan lebat yang tiada henti sejak dua hari terakhir hingga Kamis (6/5) petang menyebabkan sejumlah kawasan di Kota Padang, Sumatera Barat, dilanda banjir. Sedikitnya 1.000 rumah warga dan fasilitas umum, seperti sekolah dan rumah ibadah, terendam air hingga mencapai 1,5 meter. Dua dari empat warga, yang dilaporkan hilang sejak Rabu, pada Kamis siang ditemukan selamat. Wali Kota Padang Fauzi Bahar sejak Rabu malam sampai Kamis siang meninjau warga yang rumahnya terendam dan sekaligus menyerahkan bantuan berupa bahan makanan. "Ini banjir yang sudah ketiga kalinya sejak dua pekan terakhir dan cukup banyak warga yang rumahnya terendam sampai 1,5 meter. Menurut data sementara, sedikitnya 1.000 rumah warga terendam," paparnya. Empat warga yang dilaporkan hilang adalah Widra (Arwil) berusia 14 tahun, Irwandi (20), warga Pasir Kandang, Kelurahan Pasia Nantigo, Kecamatan Koto Tangah, dan Dasril (38) serta Era (30), keduanya warga Pasir Jambak, Kecamatan Koto Tangah. Mereka dilaporkan hilang sejak Rabu malam. Tim Search and Rescue (SAR) baru melakukan pencarian pada Kamis pagi, sedangkan malam hari tim menyelamatkan ribuan warga yang terkurung karena tak bisa keluar rumah. "Dari pencarian dengan menelusuri laut, dua orang di antaranya ditemukan di Tempat Pelelangan Ikan Bungus, sekitar pukul 15.00. Mereka yang ditemukan selamat, Arwil dan Irwandi," kata Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Alam Kota Padang Harry. Rawan banjir Kota Padang dengan luas 689 kilometer persegi dan berpenduduk 800.000 jiwa terletak di dataran aluvial yang terbentuk oleh tiga aliran sungai utama, yaitu Batang Arau, Batang Kuranji, dan Batang Air Dingin. "Pada areal seluas 689 km persegi itu terdapat kawasan yang rawan banjir seluas 3.500 hektar, dengan perincian 1.600 hektar di daerah permukiman penduduk, 1.500 hektar lahan pada persawahan, dan 400 hektar meliputi lahan rendah lainnya," papar Fauzi Bahar. Sampai saat ini belum diperoleh keterangan berapa kerugian yang diderita warga akibat hilangnya harta benda ataupun tanaman padi yang rusak. Dilaporkan, 15 dari 33 rumah di Kelurahan Banuaran, Kecamatan Lubuk Begalung, ter- ancam hanyut akibat meluapnya aliran Batang (Sungai) Arau. Hujan tak hanya melanda Kota Padang, tetapi juga kota-kota lainnya di Sumatera Barat. Di jalan lintas tengah Sumatera jalur Padang-Bukittinggi macet di Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman, karena badan jalan digenangi air setinggi 50 cm. Sampai Kamis pukul 19.00, air yang mengenangi Kota Padang mulai menyusut hingga satu meter. Dari peninjauan di sejumlah lokasi, air masih menggenangi rumah di Perumahan Cendana, Pasir Jambak, Perumahan Bumi Lubuk Jaya, Lubuk Buaya, dan rumah- rumah warga di Kampung Jambak, Kelurahan Batipuh, Koto Tangah. Banjir di Kerinci Banjir bandang dilaporkan melanda Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, setelah hujan lebat dalam satu pekan. Tanggul irigasi Lubuk Nagodang bobol sepanjang 1.000 meter di Desa Kematan akibat diterjang banjir Selasa lalu. Lebih dari 1.000 hektar sawah irigasi teknis, ratusan rumah, dan jalan rusak berat. Bupati Kerinci H Fauzi Siin yang dihubungi Kompas pada Kamis mengatakan, bobolnya tanggul irigasi Lubuk Nagodang menyebabkan sawah rusak tertimbun batu dan pasir. "Padahal, tanaman padi di 50 hektar sawah yang tertimbun longsoran itu dalam keadaan siap panen. Selain rumah dan sawah, ratusan meter jalan aspal juga rusak berat diter- jang banjir bandang. Namun, tidak ada korban jiwa," papar Fauzi. Selama 10 tahun terakhir, Kabupaten Kerinci, khususnya Kecamatan Air Hangat, Hamporan Rawang, Sitinjau Laut, dan Sungai penuh hampir setiap tahun dilanda banjir. Penyebabnya, saat hujan lebat, Sungai Batang Merao, sungai terpanjang yang membelah Kabupaten Kerinci, tak mampu menampung arus air. (nal/nat) Post Date : 07 Mei 2004 |