Pasar Babelan Darurat Sampah

Sumber:Republika - 01 Februari 2013
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BABELAN -Pedagang Pasar Babelan banyak yang mengeluh soal penanganan sampah pasar di Kabupaten Bekasi ini. Pengelola pasar pun mengaku mengalami kendala karena kekurangan armada truk pengangkut sampah.

Salah satu pedagang, Yeti, mengaku, timbunan sampah yang menggunung di bagian belakang Pasar Babelan hampir tidak pernah habis. Bau sampah yang menggunung itu pun mengganggu kenyamanan para pedagang. Selain itu, banyak juga sampah yang berserakan di pinggir jalan. Memang, hampir setiap hari dilakukan pengangkutan sampah. "Tapi, kayaknya gak habis-habis. Padahal, kami selalu bayar retribusi sampah setiap hari," kata Yeti kepada Republikaketika ditemui di lapaknya, Kamis (31/1).

Setiap hari, paling tidak Yeti membayar retribusi pasar sebanyak empat ribu rupiah, termasuk untuk retribusi sampah. Yeti adalah salah satu dari 350 pedagang yang berjualan di Pasar Babelan, termasuk para pedagang kali limanya. Hampir semua pedagang juga selalu membayar biaya retribusi tersebut. Artinya, dalam sehari pengelola Pasar Babelan bisa mendapatkan uang Rp 1,4 juta dari retribusi pedagang saja atau Rp 42 juta per bulan.

Berdasarkan pantauan Republika, tumpukan sampah memang terlihat menggunung di bagian belakang pasar. Selain itu juga ada beberapa timbunan sampah yang berserakan di pinggir pasar. Kondisi ini semakin semrawut karena tempat pembuangan sampah sementara hanya berada 10 meter dari kios milik pedagang. Memang hampir semua pedagang di Pasar Babelan membuang sampah di tempat pembuangan sampah sementara tersebut.

Yani, salah satu staf Unit Pelaksana Teknis Daerah Pasar Babelan, mengaku, hampir setiap hari petugas kebersihan pasar melakukan pengangkutan sampah. Namun, memang sampah yang dihasilkan oleh Pasar Babelan begitu banyak. Sedangkan, armada truk sampah yang ada hanya sedikit.

Pasar Babelan hanya memiliki satu truk sampah dan sembilan personel pengangkut sampah. Ditambah, sampah-sampah tersebut harus dibawa ke tempat pembuangan sampah di Burangkeng, Bekasi Timur. Jarak yang jauh dan armada yang sedikit membuat pengangkutan sampah di Pasar Babelan sedikit memakan waktu lama. "Dalam sehari, paling truk sampah ha nya bisa dua kali bolak-balik. Sedangkan, sampah hampir ada terus. Jadi, memang sedikit terhambat," kata Yani.

Dia pun mengaku, sudah melaku kan koordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar Kabupaten Bekasi. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut.

Butuh koperasi

Pasar Babelan selain salah urus dalam masalah sampah juga tak menda pat perhatian dalam pembinaan koperasi pedagang. Kantor Koperasi Pasar Babelan berada di lantai Pasar Babelan. Berdasarkan pantauan Re- publika, kantor itu terlihat sepi dan tidak ada aktivitas.

Sejumlah pedagang di Pasar Babelan mulai mengeluhkan sudah tidak beroperasinya Koperasi Pasar Babelan yang dibutuhkan pedagang untuk mengembangkan usaha mereka. Beberapa pedagang menya takan, Koperasi Pasar Babelan sudah tidak beroperasi sejak 2012. Pengurusnya pun sudah tidak terlihat di sekitar pasar.

Yani mengakui, koperasi pasar memang sudah tidak beroperasi. Hal ini lantaran memang banyak pedagang yang lebih memilih untuk menjadi anggota koperasi yang dikelola oleh swasta. Padahal, apabila koperasi pasar bisa berjalan. Bukan tidak mungkin, koperasi pasar tersebut dapat memberikan pemasukan tambahan bagi pengelola pasar. "Setidaknya bisa nambah target pemasukan buat PAD dari pasar babelan," ujarnya.

Tiadanya koperasi membuat banyak pihak swasta yang menawarkan koperasi simpan-pinjam dengan sistem arisan. Namun, sistem simpan-pinjamnya tak seperti koperasi pasar. Bila koperasi pasar dapat memberikan jaminan dan kepastian dari se buah lembaga, swasta hanya bermodal kepercayaan. (rahmad budi harto)



Post Date : 01 Februari 2013