Pemkot Diminta tak Luaskan TPA Jelekong

Sumber:Republika - 11 Agustus 2005
Kategori:Sampah Luar Jakarta
SOREANG -- Pemkot Bandung diminta tidak memperluaskan lahan tempat pembangunan akhir sampah (TPA) Jelekong. Rencana perluasan TPA tersebut, akan mengancam kesehatan dan kenyamanan masyarakat di Kecamatan Ciparay dan Baleendah, Kabupaten Bandung.

Ketua Komite Peduli Jawa Barat (KPJB) Cabang Kabupaten Bandung, Lili Muslihat, menandaskan, TPA Jelekong tidak boleh diperluas lagi. Kata dia, rencana perluasan TPA itu akan menambah persoalan baru bagi masyarakat sekitar.

''Saya minta pemkot tidak memperluas TPA Jelekong. Begitupun dengan pemkab, diminta tidak mengizinkannya,'' ujar Lili kepada wartawan, Rabu (10/8). Kata dia, masih banyak lokasi lain yang lebih representatif untuk dijadikan TPA.

Lili menandaskan, musibah longsor yang terjadi di TPA Leuwigajah, harus dijadikan cambuk bagi pemkot dalam mengelola sebuah TPA. Kondisi TPA Jelekong saat ini, kata dia, sudah sangat memprihatinkan.

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Sekretariat Daerah Kabupaten Bandung, H Nana Priyatna, mengatakan, hingga kini, Pemkot Bandung belum mengajukan permohonan izin perluasan TPA Jelekong. Kata dia, rencana perluasan TPA Jelekong itu merupakan buntut dari penolakan izin pembangunan TPA di Kecamatan Cipatat.

''Kalau memang sudah padat, sebaiknya tidak memperluas TPA Jelekong,'' ujar Nana kepada Republika, Rabu (10/8).

Sementara itu, sisa lahan yang dimiliki oleh Pemkot Bandung di TPA Jelekong, dinilai riskan untuk dibuka sebagai lahan tambahan pembuangan sampah Kota Bandung. Penyebabnya, sisa lahan seluas 1,3 hektare yang akan dibuka memiliki tingkat kemiringan yang cukup tinggi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi B DPRD Kota Bandung, Endrizal Nazar. Selain kemiringan lahan, posisi lahan tersebut juga riskan. Menurut dia, kemiringan dan ketinggian dari lahan yang akan dibuka itu berbahaya dan berpeluang menyebabkan bencana longsor.

''Di bawah lahan itu ada perumahan penduduk. Itu jelas akan sangat berbahaya bagi penduduk,'' ujar Endrizal kepada Republika, Rabu (10/8).

Kata Endrizal, bila pemkot memaksakan lahan tersebut dipergunakan, diperlukan teknik khusus yang sangat aman. Namun, kata dia, sebenarnya pembukaan lahan baru pun bukan satu-satunya jalan keluar untuk menangani permasalahan sampah di Kota Bandung.

Sebenarnya, kata Endrizal, adanya mesin tungku tekan bakar yang akan diujicobakan, cukup menjanjikan efisiensi dalam permasalahan sampah di Kota Bandung. Mesin ini, kata dia, bila dapat beroperasi dalam waktu dekat, akan membantu masalah sampah di Kota Bandung.

''Namun pemkot tetap harus memikirkan mengenai aspek ekonomis dan aspek lingkungan yang ditimbulkan dari mesin tersebut,'' ujar Endrizal menegaskan. (san/dra )

Post Date : 11 Agustus 2005