Penanggulangan Banjir

Sumber:Kompas - 22 Agustus 2007
Kategori:Drainase
Semarang, KOMPAS - Genangan air di sisi jalan Pasar Yaik, Kota Semarang, yang muncul akibat hujan pada Senin (20/8) malam membuat resah para pedagang yang menempati lapak di sekitar genangan tersebut. Mereka berencana memperbaiki saluran air di kawasan tersebut secara mandiri karena tidak ada tindakan dari pemerintah.

Ketua Paguyuban Persatuan Pedagang dan Jasa (PPJ) Kelompok Sabar Menanti Aji Mastam mengungkapkan, sampai hari Selasa (21/8), dana yang terkumpul dari semua pedagang Paguyuban Sabar Menanti telah mencapai Rp 1,2 juta. Total dana yang dibutuhkan untuk membuat saluran selokan terhitung Rp 2 juta. Untuk menambal kekurangan dana tersebut, rencananya akan diambil dari iuran khas paguyuban.

Selama ini yang dilakukan pedagang untuk menanggulangi genangan air sebatas menggunakan pompa air. Dengan memakai selang berukuran kecil, genangan air baru bisa diatasi setelah tiga jam pemompaan. Bahkan diakui salah satu pedagang Pasar Yaik, Eko (32), pembuangan air bisa menghabiskan waktu sehari. "Kami sudah dua kali membeli pompa secara patungan untuk membuang genangan air karena pompa rusak," kata Eko.

Penyebab kubang air diketahui karena tidak berfungsinya lagi selokan air yang terletak di bawah lapak PKL. Menurut Aji Mastam, sejak lapak PKL di sisi jalan selesai dibangun tiga tahun yang lalu, selokan air menjadi terimpit di antara lapak pedagang luar dan dalam.

Sudah sejak tiga tahun berlalu, kawasan di depan pemberhentian bus Damri tersebut selalu dipenuhi air ketika musim hujan tiba. Hal itu menyebabkan matinya omzet pedagang yang berada di dekat tempat genangan air.

"Sejak kawasan di sini dibangun asbes memang terlihat lebih praktis dan rapi, tapi mematikan fungsi selokan. Akibatnya, air tidak bisa terbuang ke saluran air besar. Sejak saat itu omzet pedagang bisa turun sampai nol," kata Aji. (**)



Post Date : 22 Agustus 2007