Pencemaran Sampah Plastik Dikurangi

Sumber:Koran Sindo - 04 Oktober 2010
Kategori:Sampah Jakarta

JAKARTA (SINDO) – Volume sampah plastik konvensional yang mencapai 532,6 ton setiap hari menjadi penyebab terbesar pencemaran tanah di Jakarta.

Karena itu, Komisi D DPRD DKI Jakarta mendorong pemprov membuat kebijakan yang bisa merangsang pelaku usaha beralih menggunakan plastik ramah lingkungan, yakni plastik mudah diurai. Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Muhammad Sanusi mengusulkan kepada pemprov untuk memberikan insentif kepada pelaku usaha yang peduli lingkungan. Menurut dia,tanpa rangsangan dari pemprov,maka penggunaan sampah konvensional akan tetap tinggi.

”Untuk merangsang pengusaha agar mengubah pola penggunaan plastik konvensional diperlukan sistem insentif. Mengingat kondisi pencemaran tanah Jakarta sudah dalam tahap mengkhawatirkan,” kata Sanusi,kemarin. Ketua Fraksi Partai Gerindra ini menyatakan, insentif yang dimaksud bisa berupa keringanan biaya angkut sampah dan kemudahan perpanjangan izin usaha.

Pengusaha yang menggunakan sampah mudah diurai juga harus mendapat penghargaan dari pemerintah untuk kepedulian terhadap lingkungan. ”Kebijakan ini tidak akan merugikan Pemprov DKI. Sebab, dengan penggunaan plastik ramah lingkungan pengolahan sampah lebih hemat dan efisien,”bebernya.

Sanusi juga meminta Pemprov DKI Jakarta untuk melobi Pemerintah Pusat agar menurunkan biaya impor biji plastik yang mudah diurai.Penurunan biaya itu diperlukan guna menurunkan biaya produksi plastik ramah lingkungan. ”Jika selisih harga kedua jenis plastik tidak terlalu tinggi, para pengusaha akan mudah berganti ke plastik mudah diurai,”tuturnya.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Edi Kuntadi mengusulkan agar budaya penggunaan plastik mudah terurai dimulai dari pelaku usaha perbelanjaan. Setelah itu akan dilakukan pada pihak produsen yang diimbau beralih menggunakan plastik mudah terurai. ”Nanti secara bertahap dimulai dari pengelola pusat perbelanjaan, lalu ke produsen agar memproduksi plastik mudah diurai,”ungkapnya.

Sekretaris Perusahaan PT Chandra Asri Suhat Miyarso mengungkapkan, sebagai produsen plastik terbesar di Indonesia,pihaknya siap mendukung program pemerintah untuk memproduksi plastik mudah diurai. Bahkan, sekalipun permintaan plastik ramah lingkungan itu meningkat, pihaknya juga mampu meningkatkan kapasitas produksi dari 36.000 metrik ton per tahun menjadi 70.000 metrik ton per tahun.

”Saat ini kami telah mampu memproduksi tas belanja, polybag, bungkus barang, dan produk sejenis dari plastik mudah diurai,”paparnya. Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna mengatakan, produksi sampah plastik di Jakarta mencapai 523,6 ton per hari atau 7,7% dari total produksi sampah harian Jakarta.

Tingginya produksi sampah plastik ini berdampak pada melambungnya biaya pengolahan sampah. ”Sampah plastik konvensional yang sulit terurai dan sulit di daur ulang membuat biaya pengolahan sampah menjadi mahal dan mengotori lingkungan,”paparnya. (ahmad baidowi)



Post Date : 04 Oktober 2010