Penebangan Pohon Meluas

Sumber:Kompas - 07 Juni 2010
Kategori:Lingkungan

YOGYAKARTA, KOMPAS - Penebangan pohon makin meluas di pedesaan. Hal itu terjadi karena desakan ekonomi.

”Di pedesaan terjadi fenomena tebang butuh. Penduduk menebang pohon karena butuh uang saat hendak menyekolahkan atau menikahkan anak,” kata dosen Ilmu-ilmu Sosial Universitas Gunung Kidul, yang aktivis lingkungan hidup GreenNet Indonesia, A Pat Madyana dalam peringatan Hari Lingkungan Sedunia di Yogyakarta, Sabtu (5/6).

Dalam peringatan yang didukung Ikatan Mahasiswa Yogyakarta (Imayo) dan Yayasan GreenNet Indonesia ini, sebanyak 200 pelajar SD, SMP, dan SMA membagikan 3.000 bibit pohon kepada warga yang melintasi Monumen Tugu Yogyakarta. Gerakan dihadiri sejumlah pejabat di Provinsi DI Yogyakarta. Ada empat jenis bibit pohon yang dibagi, yaitu trembesi yang mampu menyerap karbon dioksida, tati yang dapat menahan air dalam jumlah banyak, mindi, serta sengon.

Dalam semangat yang sama, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta dan BLH DI Yogyakarta membuat Malioboro bebas asap kendaraan bermotor mulai pukul 07.00-10.00.

Pada hari yang sama, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Barat dalam pernyataan sikap yang ditandatangani Direktur Eksekutif Khalid Saifullah mengingatkan Pemerintah Provinsi Sumbar terkait kebijakan kehutanan yang dinilai makin memprihatinkan dalam lima tahun terakhir. Misalnya, hutan lindung diubah menjadi perkebunan monokultur dan pertambangan.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Hendri Octavia mengatakan, kebijakan pengurangan kawasan hutan lindung untuk areal penggunaan lain telah melalui mekanisme yang ditetapkan.

Sementara itu, untuk melestarikan lingkungan hidup, pasangan Ema Masitoh (21) dan Eko Adi Susanto (27) dari Cilacap menikah mengenakan busana dari limbah plastik.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia juga dilakukan di sejumlah kota lain di Indonesia. (PRA/IRE/INK/MDN)



Post Date : 07 Juni 2010