Pengelolaan Sampah Rp1 T

Sumber:Koran Sindo - 07 Desember 2007
Kategori:Sampah Jakarta
JAKARTA (SINDO) Pengelolaan sampah di Jakarta dengan teknologi modern diperkirakan membutuhkan anggaran mencapai Rp1 triliun.

Investasi itu untuk mendatangkan mesin pengolah sampah yang canggih sehingga bisa diolah menjadi komposting, gas metan, dan listrik. Pengolahan sampah dinamakan teknologi intermediate treatment facility (ITC). Selama ini, pengelolaan sampah, seperti di TPA Bantar Gebang,Bekasi,masih menggunakan sistem sanitary landfill.

Saat ini, kami tengah mempersiapkan kajian, salah satunya mempelajari proposal lelang mengenai skema pembiayaan. Mudah-mudahan tahun depan mesin pengolahan sampah menjadi gas metan dan listrik bisa dioperasikan,papar Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna di Balai Kota,kemarin.

Menurut Eko, ada lima hingga enam investor yang tertarik mengelola sampah dengan teknologi canggih. Umumnya, investor berasal dari luar negeri, seperti Belgia dan Korea.Selain mendatangkan investor asing, pemprov mengikutsertakan Universitas Indonesia (UI), Departemen Pekerjaan Umum (PU), dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebagai second opinion untuk mengetahui mekanisme pengelolaan teknologi modern.

Sejauh ini, investor telah menyatakan ketertarikannya mengelola sampah di Duri Kosambi, Cakung Cilincing, Marunda, dan Pulogebang,paparnya. Namun,menurut Eko,kendala yang dihadapi mendatangkan investor, yakni aturan investasi bidang sampah yang rumit dan menyulitkan.

Akibatnya, investor enggan menanamkan modalnya, seperti yang dialami TPST Bojong, Bogor. Maka itu, selain mempermudah perizinan, warga juga diminta mendukung pengelolaan sampah teknologi canggih ini karena cost-nya cukup mahal, ujar Eko. Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Sayogo Hendrosubroto meminta pemprov mengkaji pengolahan sampah dengan teknologi canggih karena biaya lumayan mahal.

Apalagi,pembebasan lahan kerap mengalami hambatan, seperti yang terjadi pada Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Marunda,Jakarta Utara, yang gagal dibangun tahun ini. Lahan seluas 45 hektare ini belum bisa dibebaskan terkait sengketa kepemilikan dan status lahan, ungkapnya.

Perlu diketahui,volume sampah di Jakarta mencapai 6.000 ton per hari.Sebanyak 2.000 ton sampah dibuang ke TPA Bantar Gebang, sedangkan sisanya dibuang ke TPST yang nantinya dibangun di dalam kota, seperti di Cakung Cilincing, Pulogebang, Marunda,Duri Kosambi. (sujoni)



Post Date : 07 Desember 2007