Pengelolaan TPST Ciangir Dijanjikan Ramah Lingkungan

Sumber:Jurnal Nasional - 09 November 2009
Kategori:Sampah Jakarta

TEKNOLOGI pengolahan sampah yang akan digunakan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Ciangir dijanjikan ramah lingkungan. Menggabungkan dua teknologi mutakhir, sampah yang dikelola tidak akan bau dan menghasilkan tenaga listrik, kompos, dan briket.

Dua teknologi tersebut mampu mengelola sampah organik dan nonorganik. Konsultan Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Sodiq Suhardianto mengatakan dua teknologi yang akan digunakan adalah composting facilities dan aerobic bioreactor landfill (ABL).

“Composting facilities ada dua jenis yaitu anaerobic digester dan refuse derived fuel (RFD),” kata Sodiq, kemarin (8/11). Jika anaeraobic digester mampu menghasilkan tenaga listrik dan kompos, maka RFD bisa menghasilkan briket.

Keduanya merupakan teknologi pengolahan sampah modern yang sudah digunakan di banyak negara maju seperti Jerman. Sementara untuk ABL adalah sistem pengolahan sampah organik dengan menimbunnya di dalam lubang seluas 2 hektare.

Dengan teknik tertentu, sampah-sampah tersebut bisa menghasilkan gas yang bisa dimanfaatkan untuk tenaga listrik. “Setelah tujuh tahun lubang bisa digali dan komposnya bisa dipanen,” kata Sodiq. Dua teknologi ini menurutnya sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki Pemerintah Kabupaten Tangerang dan masyarakat Ciangir yang tidak ingin lingkungannya tercemar.

Konsep Ciangir ini juga harus selaras dengan konsep clean development mechanism (CDM) sesuai dengan Protokol Kyoto. ABL misalnya yang meski sampah ditimbun di dalamnya, namun tidak khawatir tanah akan amblas atau meledak karena gas yang dikeluarkan oleh sampah.

“Lubang akan dilapisi geomembrane, sampah dipadatkan, dan diberi pipa untuk mengalirkan gas menjadi listrik,” kata Sodiq. Lubang itu juga tidak akan bocor dan tahan gempa sehingga cairan sampah (licid) tidak akan menggangu air tanah. Setelah lubang penuh lubang kembali ditutup rapat dengan tanah.

Sambil menunggu masa panen kompos, di atasnya bisa ditanami berbagai macam tanaman untuk penghijauan. Dengan teknologi ini, kata Sodiq, tidak akan ada pemulung di sekitar area TPST karena semua jenis sampah bisa dimanfaatkan.

“Warga sekitar bisa diberdayakan untuk menjadi pemilah sampah yang organik dan nonorganik,” katanya. Sementara itu Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang, Herry Heryanto menyambut baik rencana ini.

Terkait persiapan perjanjian kerja sama dengan pemerintah DKI Jakarta, Herry mengaku sudah menyusun pokok-pokok isi perjanjian kerja sama. Bersama dengan hasil kajian di lapangan, isi kerja sama tersebut akan diserahkan ke DPRD untuk mendapat persetujuan. Suriyanto



Post Date : 09 November 2009