Pengembang Diminta Buat Septic Tank Komunal

Sumber:Suara Merdeka - 18 Juli 2005
Kategori:Sanitasi
SEMARANG - Para pengembang perumahan di Kota Semarang diminta tidak menggunakan septic tank sebagai tempat pembuangan limbah. Sebagai pengganti, pengembang dapat membangun septic tank komunal. Dengan sistem itu, pencemaran tanah dan air akibat bakteri patogen dapat dikurangi.

Kasubid Perencanaan Bapedal Kota Semarang Ir Truly Indrayanti MM, Sabtu (16/7) mengatakan, dalam Perda No 12 Tahun 2000, ada ketentuan setiap bangunan harus ramah lingkungan. Implementasi dari peraturan tersebut, antara lain dengan instalasi pengolahan limbah terpadu.

Dengan sistem semacam itu, limbah rumah tangga disalurkan ke instalasi pengolahan limbah melalui pipa-pipa. Limbah rumah tangga itu, antara lain kotoran manusia dan air bekas cucian. ''Semua limbah cair kecuali air hujan, masuk ke ipal tersebut.''

Dia juga mengungkapkan, limbah rumah tangga mengandung berbagai pencemar termasuk bakteri patogen. Selama ini, zat pencemar berupa detergen biasanya dibuang begitu saja ke saluran, sedangkan kotoran manusia masuk ke dalam septic tank individual.

Cara seperti ini menurutnya bisa merusak lingkungan. Dia memberi contoh, kotoran manusia mengandung berbagai macam bakteri yang membahayakan tubuh manusia. Biasanya, limbah itu masuk ke dalam penampungan yang tidak dibuat secara benar.

Di banyak perumahan, hanya dibuat dengan cara mengeduk tanah dan kemudian menutupnya. Akibatnya, limbah yang masuk ke tempat itu pun meresap ke dalam tanah dan mencemari sumber air terdekat, termasuk sumur dangkal. ''Air yang tercemar bakteri itu tidak aman dikonsumsi,'' kata dia.

Septic tank di tiap-tiap rumah, sebenarnya masih bisa dibuat asalkan benar-benar kedap. ''Salah satu caranya adalah dengan menggunakan teknologi geotextile,'' kata dia.

Menurutnya, para pengembang perumahan sudah diberi penjelasan tentang septic tank komunal tersebut. Namun mereka belum mau melaksanakan, dengan alasan biaya untuk membuat ipal tersebut membuat harga per unit rumah menjadi lebih mahal. Padahal sekarang ini persaingan antara developer satu dengan lainnya cukup ketat.

''Karena itu, mereka berusaha membuat rumah dengan harga semurah mungkin sehingga lebih cepat terjual,'' kata dia. (G6-18m)

Post Date : 18 Juli 2005