Pengurangan Emisi Untungkan Semua

Sumber:Kompas - 13 Desember 2007
Kategori:Climate
NUSA DUA, KOMPAS Pengurangan emisi gas rumah kaca global sesungguhnya akan menguntungkan semua pihak. Negara maju akan mendapatkan penghasilan tambahan yang jumlahnya memadai untuk membantu negara berkembang membangun dengan cara yang bersahabat dengan lingkungan, sekaligus mengakomodasi upaya-upaya adaptasi dan mitigasi atas perubahan iklim.

Hal itu disampaikan Sir Nicholas Stern, pakar ekonomi lingkungan yang kajiannya banyak dijadikan acuan oleh Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC), ketika berbicara pada sebuah diskusi di sela-sela Konferensi Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) mengenai Perubahan Iklim, Selasa (12/12).

Dijelaskannya, jika mampu menurunkan emisi 50 persen (dari patokan 1990) pada tahun 2050, negara-negara maju akan mendapatkan pemasukan tambahan dari upaya pengurangan emisi itu antara 100-200 miliar dollar AS.

Dana itu memadai untuk membantu negara-negara berkembang yang harus menanggung biaya lebih dalam pembangunannya, terutama untuk menangani perubahan iklim. Program Pembangunan PBB (UNDP) menilai dibutuhkan dana sekitar 85 miliar dollar AS per tahun pada 2050. Angka 85 miliar dollar AS itu sebenarnya angka yang konservatif, ungkapnya.

Penurunan emisi tidak hanya dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor atau menggunakan sumber energi terbarukan, tetapi juga mengefisienkan penggunaan energi di gedung-gedung bertingkat.

Di Jakarta misalnya, seperti pada gambar, banyak gedung bertingkat yang dibangun tanpa konsep arsitektur tropis sehingga konsumsi energinya tinggi untuk listrik di siang hari, pendingin ruangan, dan sebagainya.

Menurut Stern, ada enam hal yang harus menjadi perhatian. Pertama, kesepakatan global haruslah mencakup penurunan emisi minimal 50 persen, dengan 80 persen dari pengurangan itu merupakan tanggung jawab negara-negara kaya.

Di Eropa, yang tingkat emisinya 10-15 ton per kapita, target untuk negara-negara kaya itu akan menjadikan emisi mereka 2-3 ton per kapita.

Jika seluruh negara di Eropa memotong hingga 80 persen, tingkat emisi dunia secara keseluruhan pada saat itu akan menurun. Namun, AS harus melakukan lebih dari 80 persen. Kalau kurang, emisinya akan tetap di atas rata-rata dunia pada 2050.

Pengurangan emisi 80 persen oleh negara-negara maju adalah tingkat minimum yang dituntut oleh keadaan nyata. Jadi tidak perlu ada perayaan kalau negara-negara maju melakukan itu, tegas Stern.

Kedua, harus ada perdagangan yang kuat untuk pengurangan karbon. Perdagangan yang berkembang akan menurunkan harga karbon dan perkembangan itu akan mengalirkan uang ke negara-negara berkembang untuk membantu mereka menumbuhkan perekonomian berkarbon rendah. Terkecuali negara berkembang memiliki dana untuk membeli teknologi baru, maka target pengurangan emisi itu sulit dicapai, ujarnya.

Ketiga, memperbaiki mekanisme pembangunan bersih (CDM). Jika ingin mempertahankan perdagangan dalam pengurangan karbon sebagaimana yang dibutuhkan, dibutuhkan aliran dana 50 miliar-100 miliar dollar AS per tahun pada 2030 mendatang.

Prinsipnya sudah bagus, tetapi harus didesain ulang struktur administrasi dan cara kerjanya dari sisi perolehan teknologi, lanjut Stern.

Perangi deforestasi

Elemen keempat adalah memerangi deforestasi karena deforestasi bertanggung jawab atas seperlima dari emisi. Deforestasi bisa dikurangi menjadi setengahnya dengan pendanaan 10 miliar-15 miliar dollar AS per tahun. Proyek iklim membutuhkan pelembagaan struktur operasional yang akan mendukung perdagangan terkait dengan deforestasi. Perdagangan untuk mengurangi deforestasi adalah apa yang diperlukan sekarang ini.

Teknologi menjadi fundamental karena negara-negara miskin sangat khawatir akan didorong kepada apa yang mereka lihat sebagai teknologi baru dan teknologi lama, dan kemudian dipaksa membayar harga tinggi untuk bisa mengakses teknologi itu, papar Stern.

Oleh karena itu, dalam aspek kelima, dana publik sangat penting, bukan hanya untuk mengembangkan, tetapi juga mempercepat penyebarluasannya.

Keenam adalah bantuan pembangunan resmi. Menurut UNDP, biaya tambahan atas proses pembangunan di negara berkembang sekitar 85 miliar dollar AS per tahun pada 2050. Rakaryan Sukarjaputra



Post Date : 13 Desember 2007