Perbaiki Manajemen Sampah Ciliwung

Sumber:Kompas - 23 Juni 2009
Kategori:Sampah Jakarta

Jakarta, kompas - Ciliwung, sungai yang berhulu di kawasan Puncak, Bogor, dan mengalir membelah Jakarta, sudah terlalu lama menjadi tempat sampah. Selain sungai yang rusak, warga Jakarta pun harus merasakan dampak buruk, yaitu harus mengonsumsi air tanah yang terkontaminasi zat-zat kimia berbahaya. Untuk itu, masalah sampah yang menyesaki Ciliwung harus segera diatasi.

”Libatkan swasta dan adakan proyek per wilayah yang dialiri Ciliwung, tetapi harus berdasar pada satu perencanaan yang matang. Saya yakin, hasilnya nanti akan lebih cepat dan bagus,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Pitoyo Subandrio, Senin (22/6).

Pitoyo amat mendukung kebijakan DKI, seperti yang direalisasikan Minggu lalu. Sehari sebelum Jakarta resmi merayakan usianya ke-482 tahun, Pemerintah Provinsi DKI mengerahkan massa untuk mengenal Ciliwung lebih dekat, antara lain dengan bersih-bersih bersama di kawasan Lenteng Agung dan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, serta pengarungan sungai oleh sebagian warga dengan menggunakan perahu karet.

Namun, kata Pitoyo, tentu proyek seperti ini harus rutin dilakukan. Selain itu, harus ada terobosan manajemen sampah. Di samping pengerukan badan sungai, seperti yang mulai dilakukan DKI, menggandeng swasta untuk mengelola sampah mungkin akan lebih efektif.

”Sebagian warga di sini sudah sadar tidak mau lagi membuang sampah ke Ciliwung. Namun, sampah itu tetap menggunduk di bantaran kali tak jauh dari kampung kami. Yang buang entah dari mana-mana. Kalau begitu, bagaimana Ciliwung bisa bersih,” kata Adnan (39), warga Kampung Gintung, Tanjung Barat.

Rumah Adnan terletak persis di seberang Kompleks Kopassus Cijantung. Di kawasan ini, Ciliwung memang terlihat relatif lebih bersih dibandingkan dengan di bagian lain di luar Cijantung. Mungkin karena di sebagian bantarannya ditembok rapi oleh Kopassus dan akses warga tidak sebebas di bagian lain Ciliwung. Namun, mencermati badan sungainya, sampah tetap tumpah ruah memenuhi alirannya.

Gubernur DKI Fauzi Bowo mengakui runyamnya masalah sampah Ciliwung. Setiap hari, tumpukan sampah terjaring di Pintu Air Manggarai. Setiap hari, rata-rata 15 truk memungut sampah di pintu air itu.

”Ini pekerjaan yang tiada pernah berhenti. Kalau tidak ada kesadaran dari semua pihak, masalah ini tidak akan selesai,” kata Fauzi Bowo.

Untuk itu, Fauzi Bowo meminta agar wali kota dan empat instansi, yaitu dinas pekerjaan umum, dinas kebersihan, dinas pertamanan, dan PD Pasar Jaya, untuk bersama-sama mengelola sampah, antara lain tempat sampah secara berjenjang sehingga memudahkan pengambilan sampah di bantaran sungai. Pendidikan pola hidup masyarakat sadar lingkungan perlu terus digenjot. Di sisi lain, Dinas Kebersihan DKI mulai tahun ini juga akan bekerja sama dengan pihak swasta untuk mengelola sampah. (NEL)



Post Date : 23 Juni 2009