Perbaiki Sistem Drainase

Sumber:Kompas - 26 Desember 2007
Kategori:Drainase
Jakarta, Kompas - Pantai utara Jakarta membutuhkan sistem drainase terpadu. Tanpa kanal dan sistem pengatur air, tanggul penahan gelombang pasang tidak akan mampu bertahan. Dengan sistem drainase yang tepat, aset bangsa seperti Museum Bahari akan terlindungi dari infiltrasi air laut yang bersifat merusak.

"Hasil penelitian para ahli, diperlukan kanal mengelilingi kompleks Museum Bahari. Kanal akan menjadi bagian dari sistem drainase. Usulan ini sudah kami sampaikan ke Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI," kata Kepala Subbag Tata Usaha Museum Bahari Subaedah, Selasa (25/12).

Subaedah menyatakan, pembangunan sistem drainase diperlukan untuk mencegah infiltrasi air laut, terutama banjir air pasang. Selama ini, infiltrasi air laut memicu kerusakan struktur bangunan museum dan sebagian koleksi. Data dari Museum Bahari, sedikitnya 10 koleksi miniatur perahu serta sebagian buku-buku bersejarah rusak.

Pada tahun 2002, bersamaan dengan banjir besar yang melanda Jakarta, Museum Bahari turut terendam. Air pasang menggenangi Kompleks Museum Bahari 30-60 sentimeter selama tiga hari, yaitu 25, 26, dan 27 November 2007.

Sejak Jumat (21/12), pihak museum mengantisipasi datangnya rob dengan memasang tumpukan karung pasir di pintu masuk. Akhir pekan lalu, air pasang mencapai kawasan Pasar Ikan, tetapi belum masuk ke museum.

Lantai Museum Bahari dipastikan beberapa kali ditinggikan guna mencegah air pasang masuk. Cara ini tidak akan efektif. Sama halnya dengan rencana pendirian tanggul untuk membentengi kawasan pesisir utara Jakarta. "Yang diperlukan adalah pembangunan sistem drainase terpadu," kata Lilie Suratminto dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Museum Bahari dan Kawasan Kota Tua dibangun pada tahun 1600-an. Mengingat Batavia terletak lebih rendah dari permukaan air laut, dibangun banyak kanal pengatur ketinggian air laut dan air buangan agar daratan tidak banjir.

Saat ini, sebagian besar kanal justru ditutup atau tidak diperbaiki sesuai kebutuhan masa kini. Leeuwin tijger gracht atau Kanal Macan dekat Museum Bahari kini ditutup dan diperkeras menjadi jalan aspal. Juga ada kanal yang sekarang menjadi Jalan Lada dan Jalan Cengkeh.

Menurut Lilie Suratminto, di kawasan Kota Tua, sedikitnya ada lima museum lain yang terancam infiltrasi air laut. Untuk itu, perbaikan sistem drainase harus menjadi bagian dari program revitalisasi Kota Tua. (NEL)



Post Date : 26 Desember 2007