Percepat Pengerukan dan Normalisasi Sungai

Sumber:Kompas - 07 Januari 2010
Kategori:Banjir di Jakarta

Jakarta, Kompas - Untuk menghadapi puncak musim hujan, pemerintah diminta menormalisasi lima sungai yang masuk ke Kanal Timur. Pengerukan badan saluran juga harus dipercepat agar Kanal Timur dapat mengatasi banjir secara optimal.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana, Rabu (6/1) di Jakarta Pusat, mengatakan, normalisasi diperlukan agar endapan tanah dan lumpur dari lima sungai tidak masuk dan mengendap di Kanal Timur. Di sisi lain, bagian saluran Kanal Timur yang belum dikeruk harus diselesaikan sebelum Februari agar air dapat mengalir dengan lancar ke laut.

Sementara itu, Wakil Presiden Boediono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengendalian Program Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto, serta Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meninjau Kanal Timur dari udara. Wapres Boediono ingin membuktikan Kanal Timur sudah tembus ke laut.

Seusai peninjauan, Fauzi mengatakan, Kanal Timur akan berfungsi optimal Juni. Normalisasi sungai yang memasuki Kanal Timur baru dilakukan sepanjang 100 meter dari mulut saluran. Normalisasi lanjutan akan dilakukan beberapa bulan ke depan.

Dari lima sungai yang direncanakan masuk ke Kanal Timur, baru empat sungai yang tembus ke kanal banjir. Sungai Cipinang belum tembus karena kotor dan penuh endapan. Pemerintah menunggu Sungai Cipinang digelontor air hujan pada puncak musim hujan. Penggelontoran itu diperlukan agar polutan dan kandungan lumpur pada air Sungai Cipinang tidak terlalu pekat saat masuk ke Kanal Timur.

Untuk merawat Kanal Timur, pemerintah membentuk badan pengelola Kanal Timur. Badan pengelola itu bertanggung jawab merawat saluran secara teknis maupun sosial. Salah satu masalah sosial yang akan muncul di Kanal Timur adalah penyerobotan lahan di tepi saluran Kanal Timur.

Pengamatan Kompas, hari ini air di Kanal Timur mengalir dari kawasan Cipinang Besar Selatan di hulu sampai menjelang muara Pantai Marunda, Jakarta Utara.

Dari hulu sampai ujung Pondok Kopi, air dari empat kali mengalir lamban karena masih ada beberapa tempat yang lebar salurannya hanya tiga meter dan belum dikeruk. (ECA/HAR/WIN)



Post Date : 07 Januari 2010