Perlindungan DAS Cimanuk Mendesak

Sumber:Pikiran Rakyat - 21 Februari 2005
Kategori:Drainase
GARUT, (PR).- Penurunan debit air Sungai Cimanuk tiap tahun semakin kentara seiring dengan semakin banyaknya hutan rusak pada daerah hulu Sungai Cimanuk. Sebuah penanganan terpadu terhadap daerah aliran Sungai (DAS) Cimanuk utamanya di daerah hulu sungai harus segera dilakukan mengingat semakin maraknya perusakan hutan di Kab. Garut. Demikian dikatakan pendiri Himpunan Pencinta Alam Jenggala Garut, Agus A. Riyanto, Minggu (20/2).

"Saya melihat banyak sekali perubahan tiap tahunnya di sepanjang Sungai Cimanuk. Semakin tahun, debit airnya semakin menurun dan hal itu sangat terasa terutama saat berarung jeram," tutur Agus di sela-sela acara Cimanuk Rafting Adventure 2005, kemarin. Menurut Agus, tak hanya perubahan debit air yang semakin terlihat melainkan juga semakin dangkalnya dasar sungai karena endapan lumpur dari wilayah hulu dari Gunung Papandayan dan Gunung Cikuray.

Semakin maraknya pengalihfungsian hutan, kata Agus, adalah salah satu sumber masalah berkurangnya debit air tersebut. Perubahan yang paling terasa yaitu saat 1999-2002 lalu saat banyaknya penjarahan hutan. Sejumlah kejadian tanah longsor di Kab. Garut juga dinilai sebagai dampak dari kerusakan hutan sebagai penyangga tanah.

Letusan Gunung Papandayan akhir 2002 lalu juga menjadikan aliran Sungai Cimanuk berubah total. Berbagai material dari sisa letusan banyak terbawa hingga ke hilir hingga proses pendangkalan sungai semakin cepat.

Berdasarkan pengamatan "PR" sepanjang bantaran Sungai Cimanuk mulai dari Kec. Bayongbong hingga Kec. Tarogong Kidul, aliran sungai banyak mengikis tanah di sepanjang sungai. Pada sejumlah tempat tampak jelas bekas longsor akibat erosi Sungai Cimanuk. Sejumlah pohon pelindung di pinggir sungai juga banyak yang tumbang karena tanahnya habis terkikis erosi.

"Saat ini Kab. Garut akan membangun bendungan Copong (bendungan Leuwigoong) dengan membendung Sungai Cimanuk. Saya rasa hal itu tak banyak berguna jika saja perlindungan terhadap daerah hulu Sungai Cimanuk tak diperhatikan," tambah Agus.

Hal senada juga dibenarkan Ketua Jenggala, Yudi Indratno. Menurut Yudi, pihaknya akan terus berupaya untuk membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hutan melalui acara arung jeram di Sungai Cimanuk. Melalui petualangan arung jeram di sepanjang Sungai Cimanuk ini diharapkan akan memberikan pandangan tentang kondisi sebenarnya Sungai Cimanuk. (A-124)

Post Date : 21 Februari 2005